Refleksi 2024 (8)
Refleksi Diri, Bagian Penting dari Paket Kehidupan
Dalam kehidupan ini, secara ilmiah, refleksi diri adalah bagian dari paket kehidupan (perilaku, perbuatan, bersikap, pekerjaan, kegiatan, dll). Maksudnya, setiap langkah/perbuatan/pekerjaan/kegiatan, sebelum dilaksanakan tentu ada latar belakangnya, tujuannya, visi-misinya, identifikasi masalahnya, sasarannya, teori dan tekniknya, pelaksanaannya, hingga ada kesimpulan, evaluasi, refleksi diri.
(Supartono JW.30122024)
Orang-orang yang sudah menempuh pendidikan baik, baik melalui jalur pendidikan berbasis spiritual atau jalur pendidikan formal/nonformal pasti sudah dikenalkan dan mengenal tentang refleksi diri.
Namun, faktanya, apakah orang-orang tersebut senantiasa ringan hati dan rendah hati untuk melakukan refleksi diri? Pasalnya, terkait kepada manusianya, kita tetap tidak kesulitan menemukan orang-orang yang tidak respek, tidak tahu diri, tidak tahu berterima kasih, tidak berbesar hati, melanggar aturan, tidak bertanggung jawab, hingga mengabaikan etika dan moral. Ini saya sebut sebagai "manusia yang sakit".
Sementara, perbuatannya, seperti pekerjaan dan kegiatan dalam bentuk apa pun di berbagai lini kehidupan, dari ranah rakyat jelata hingga pemimpin negeri, tetap saja banyak yang tidak mencerminkan bahwa mereka senantiasa melakukan refleksi diri.
Bagaimana dengan orang-orang yang belum pernah/tidak pernah menempuh pendidikan, baik melalui jalur pendidikan berbasis spiritual atau jalur pendidikan formal/nonformal? Siapa yang mengenalkan hal tentang refleksi diri?
Jawabannya, untuk yang ini tentu lebih memprihatinkan. Sebab, yang sudah dikenalkan dan mengenal hal refleksi diri saja, masih ada orang yang tidak respek, tidak tahu diri, tidak tahu berterima kasih, tidak berbesar hati, melanggar aturan, tidak bertanggung jawab, hingga mengabaikan etika dan moral. Dan, saya sebut sebagai "manusia yang sakit".
Paket kehidupan
Dalam kehidupan ini, secara ilmiah, refleksi diri adalah bagian dari paket kehidupan (perilaku, perbuatan, bersikap, pekerjaan, kegiatan, dll). Maksudnya, setiap langkah/perbuatan/pekerjaan/kegiatan, sebelum dilaksanakan tentu ada latar belakangnya, tujuannya, visi-misinya, identifikasi masalahnya, sasarannya, teori dan tekniknya, pelaksanaannya, hingga ada kesimpulan, evaluasi, refleksi diri.
Jadi, refleksi diri sangat vital dilakukan, bila kita mau melangkah lagi dengan paket kehidupan yang sama. Apalagi bila mau berganti dengan paket kehidupan lainnya. Tujuannya agar ke depannya lebih berkembang, lebih maju, lebih baik, lebih sukses, berkah, hingga bermaslahat.
Bila paket kehidupan tidak ditutup dengan refleksi diri, sudah terbukti banyak paket kehidupan yang tidak lagi dapat berjalan/tutup/mati. Sebab, tidak tahu bagaimana mengatasi kesulitan, hambatan, mencari solusi, Â karena tidak memahami diri sendiri dan paket kehidupannya dengan baik, Tidak dapat memperbaiki kekurangan, Tidak dapat meningkatkan, memajukan, hingga membuat nyaman dan bahagia.
Oleh sebab itu, refleksi diri merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan karena akan membantu seseorang dan paket kehidupannya dapat
(1) Memahami diri sendiri dengan lebih baik
(2) Memperbaiki kekurangan
(3) Meningkatkan kesadaran diri
(4) Meningkatkan kemampuan memecahan masalah
(5) Mengukur kemampuan diri
(6) Mengetahui hambatan dan rintangan
(6) Membuat keputusan yang benar, lebih bijak, dan lebih baik.
(7) Membuat sehat jasmani dan rohani
(8) Membuat nyaman dan bahagia.
Sekali lagi, untuk melangkah dan menjalankan paket kehidupan, refleksi diri atau self reflection adalah vital. Refleksi diri sebagai proses untuk merenungkan kembali apa yang sudah kita lakukan, seperti kebiasaan, pengalaman, dan keputusan yang diambil, membuat kita lebih memahami diri kita, mengenal diri kita, tahu kelemahan kita, tahu kelebihan kita, menemukan pelajajaran berharga, dapat menemukan respektif baru, menemukan dan mendapatkan hikmah dari yang dialami.
Dan pada akhirnya, bila refleksi diri selalu ada dalam langkah paket kehidupan kita, maka yakin, kita akan menjadi manusia: (1) Yang selalu membutuhkan, (2) Menjadi pribadi yang realistis dan rasional, (3) Tidak egois karena selalu menjaga dan merawat (jasmani, rohani, SQ, IQ, EQ), (4) Tidak sombong, (5) Berupaya low profile dengan terus belajar dan mengembangkan soft skill, Â (6) Terus membenahi diri menjadi makhluk sosial, (7) Menjadi pribadi yang respek, menghargai dan menghormati orang lain, (8) Menjadi manusia yang tahu diri, tahu berterima kasih, rendah hati, dan pandai bersyukur. Aamiin. YRA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H