Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Egoislah dalam Menjaga dan Merawat Jasmani, Rohani, SQ, IQ, dan EQ

24 Desember 2024   23:13 Diperbarui: 25 Desember 2024   08:47 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Namun sesuai kodrat pula, dalam perjalanan waktu, zaman, tetap ada manusia yang bertindak dan berbuat egois. Karena beberapa faktor, di antaranya:

(1) Tingkat Pendidikan. Tingkat pendidikan seseorang akan sangat berpengaruh pada perilaku seseorang menjadi egois. Biasanya, seseorang yang pendidikan agamanya kurang atau gagal, akan sangat nampak dalam kecerdasan spiritualnya (SQ). Namun, banyak orang yang berhasil dalam pendidikan agama, tetapi perilakunya tetap egois. Sampai-sampai orang lain suka mendoakan agar yang bersangkutan segera mendapatkan hidayah.

Bahkan ada candaan, orang yang tahu dan paham agama itu, berbuat salah/dosa dengan perilaku egois, karena tahu caranya bertobat.

Begitu pun, seseorang yang sudah berhasil dalam pendidikan bahkan berhasil dalam pekerjaan, punya jabatan, kedudukan, hingga kekuasaan pun, tetap berlaku egois karena pikiran dan mata hatinya tertutup. Hingga selain miskin SQ, juga miskin kecerdasan otak (IQ) dan kecerdasan personality (EQ). Kata lainnya, miskin softskill dan hardskill.

(2) Hal medis seperti cidera otak, menyebabkan seseorang dapat berbuat mementingkan diri sendiri. Pasalnya, orang dengan cidera otak, biasanya kehilangan kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Mereka sering tidak menyadari bagaimana perilaku mereka memengaruhi orang lain.

(3) Kondisi kesehatan mental. Dalam berbagai literasi, ada yang disebut gangguan kepribadian narsistik. Cirinya mementingkan diri sendiri, mengagumi diri sendiri, berperilaku mementingkan diri sendiri, dan respon negatif terhadap kritik, saran, dan masukan.

Ada pula gangguan kepribadian histrionik. Cirinya, emosi yang berlebihan dan suka mencari perhatian. Serta gangguan kepribadian antisosial. Cirinya terus-menerus mengabaikan dan melanggar hak orang lain, melanggar tanggung jawab, melanggar kewajiban, melanggar hukum, mengeksploitasi orang lain , agresivitas, tipu daya,  mengabaikan keselamatan diri sendiri dan orang lain, tidak merasa bersalah, tidak memiliki, tidak peduli, bahkan tidak ada rasa malu dan penyesalan telah merugikan orang lain, pihak lain.

(4) Faktor budaya atau lingkungan. Budaya dan lingkungan memainkan peran penting dalam pembentukan sikap egois. Masyarakat yang sangat kompetitif atau yang mengutamakan individualisme cenderung mendorong anggotanya untuk mengutamakan kepentingan pribadi. Bahkan dalam budaya kolektif, sikap egois muncul sebagai respon terhadap ketidakpastian dan persaingan.

(5) Faktor sosial. Interaksi sosial dan tekanan dari lingkungan keluarga, masyarakat, kekeluargaan, sekolah, kuliah, tempat kerja sangat berperan dalam mempengaruhi tingkat egoisme seseorang. Dalam kelompok, ada dinamika sosial yang bisa mendorong individu untuk berperilaku egois demi diterima atau diakui oleh anggota kelompok lainnya. Selain itu, adanya tekanan untuk memenuhi ekspektasi sosial mendorong seseorang lebih mengutamakan kepentingan pribadinya.

Kira-kira dari (5) faktor itu, bila sepanjang tahun 2024 saya melakukan perilaku:

(1) Tidak mau tahu, bila apa yang saya lakukan merugikan orang lain, pihak lain, kelompok, kekeluargaan, masyarakat, dll.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun