2024 (2)
RefleksiSudahkah Menjadi Pribadi yang Realistis dan Rasional?
Dalam kehidupan nyata, banyak hal yang tidak realiatis dan tidak rasional harus tetap kita lakukan, karena faktanya ada orang lain/pihak lain, secara realistis dan rasional, tetap membutuhkan bantuan.
(Supartono JW.24122024)
Sepanjang tahun 2024, apakah saya sudah menjadi manusia yang realistis? Sampai artikel ini saya tulis, saat pertanyaan saya tujukan kepada diri saya sendiri. Jawabannya, ada hal tidak realistis yang masih saya kerjakan. Meski membuat diri saya kesulitan, tetapi terus berupaya membantu agar orang lain yang "kesulitan", terbantu.
Rasional?
Saat orang-orang yang sudah memiliki kepastian, semisal ada pekerjaan tetap, ada gaji setiap bulan. Bahkan ada pendapatan tambahan dari hal lain yang halal, maka dipastikan, seharusnya mereka adalah golongan orang-orang yang memiliki sikap optimis dalam menjalani kehidupan di dunia. Pasalnya, bagaimana pun, untuk menjalani kehidupan, butuh uang.
Sayang, banyak orang/rakyat khususnya di +62, meski punya pekerjaan tetap dan ada gaji setiap bulan, demi menopang kehidupan pribadi dan keluarga, nyatanya berharap dari gaji, tidak cukup. Lebih besar pasak daripada tiang.
Bagaimana dengan rakyat yang tidak memiliki pekerjaan, tidak memiliki gaji harian/mingguan/bulanan? Tentu menjalani kehidupan akan lebih kesulitan.
Namun, adanya fakta yang demikian, tetap saja ada orang-orang yang bertindak dalam kehidupan, tidak rasional. Tidak realistis. Bahkan ada yang  tetap menggunakan cara pandang percaya kepada keajaiban. Hidup selalu ada harapan. Hidup harus optimis. Tetapi tindakan dan perbuatannya, "tiba saat, tiba akal". Tidak mau melihat kenyataan. Tidak objektif. Bahkan ada yang malah tetap bergaya hedon, sombong, bak orang kaya baru (OKB). Tetapi, fakta kondisi dirinya tidak seperti yang ditampilkan dalam panggung kehidupan.
Atas kisah tersebut, maka apakah sepanjang tahun 2024, kita tergolong manusia yang tidak realistis, tidak rasional, dalam menjalani kehidupan? Masing-masing dari kita, tentu dapat menjawabnya sendiri, meski orang lain/pihak lain pun, menjadi saksi apakah kita sudah menjadi orang yang realistis atau rasional.
Untuk menyambut tahun baru 2025, sekaligus merefleksi diri apakah kita masih tergolong orang yang tidak realistis tidak rasional, dapat kita deteksi dari identifikasi berikut ini.
Dari berbagai literasi dan pengalaman nyata yang saya temui dan alami, orang yang realistis, rasional, adalah orang yang,
(1) Selalu menggunakan akal dan hatinya, berdasarkan bekal spiritual dan keilmuannya, untuk berpikir logis dengan di latar belakangi analisis.
Seseorang yang realistis dan rasional, biasanya memiliki kemampuan menghadapi situasi dan kondisi dengan kepala dingin. Akan mengidentifikasi, menilai, sampai mengevaluasi setiap langkah dengan teliti, penuh perhitungan, benar, dan baik.
Dapat mencari solusi dari suatu masalah dsngan logis, yang paling masuk akal, berdasarkan fakta dan data yang ada. Karenanya, cermat, tegas, bertanggung jawab dalam mengambil keputusan. Dari setiap masalah hingga dapat mencari cara terbaik untuk mengatasinya dengan bijak dan rendah hati.
(2) Berusaha "nyata"
Hidup memang harus memiliki harapan dan impian. Tetapi, orang yang realistis dan rasional, akan menjauhkan diri dari dunia khayalan. Tidak terbuai oleh ekspektasi yang tidak realistis. Tetapi tetap berpegang pada kenyataan. Tetap berjuang untuk mencapai tujuan dengan kerja keras dan "usaha" yang nyata.
(3) Terbuka menerima kritik dan kegagalan
Dalam kehidupan ada pasangan kata kebalikan, seperti: baik dan jahat, benar dan salah, jujur dan bohong, tinggi dan rendah, kaya dan miskin, realistis dan khayalan, dll.
Sesuai pasangan kata kebalikan tersebut, orang yang realistis dan rasional, selalu akan berupaya bertindak dalam kehidupan sesuai kata yang disebut pertama, yaitu: baik, benar, jujur, tinggi, kaya, realistis, dll, untuk mengawal langkahnya. Oleh sebab itu, akan selalu terbuka dan menerima kritik, masukan, dan saran dari orang lain/pihak lain, apalagi terkait kata "kaya", orang yang realistis dan rasional biasanya kaya hati, meski tidak kaya harta.
Mereka juga selalu siap dengan kegagalan. Karena setiap akan melangkah sudah diniatkan untuk mencapai tujuan dengan baik, benar, jujur, realistis. Namun, pikiran dan hatinya sudah dibuka ruang untuk menerima kegagalan.
Bagaimana agar tidak gagal? Maka, bertindak dan melangkah penuh perhitungan, menerima kritik, saran, dan masukan. Berdasarkan "kemampuan" yang realistis, rasional.
(4) Bertindak sesuai fakta-data
Orang yang realistis dan rasional, akan bertindak dan mengambil keputusan sesuai fakta dan data. Menerima masukan dan saran yang realistis dan rasional, bukan opini atau terbawa perasaan.
Data dan fakta pun dideteksi secara akurat. Apakah kontekstual dan relevan hingga menjadi solusi terbaik agar langkahnya realistis dan rasional.
(5) Pragmatis
Pragmatis adalah sifat yang mengutamakan kepraktisan dan kegunaan atau manfaat. Karenanya, orang yang realistis dan rasional, akan bertindak dengan mengukur "kemampuan" yang ada. Tidak memaksakan diri. Tidak egois dan ambisius.
(6) Menghargai dan menghormati
Orang yang realistis dan rasional dapat dipastikan, selalu akan menghargai dan menghormati orang lain/pihak lain dalam berbagai hal. Terutama yang berkaitan dengan kritik, saran, dan masukan.
Â
(7) Siap diri
Siap diri adalah salah satu karakter yang ada pada seseorang yang realistis dan rasional. Mereka melangkah dengan terencana. Memiliki planning A, B, C dan seterusnya. Sehingga siap dalam berbagai kondisi, kendala, kemungkinan, hingga ketidakpastian.
(8) Bijaksana
Orang yang realistis dan rasional itu bijaksana. Karena cerdas, pandai, cermat, dan teliti dalam menghadapi tantangan, persolan, kesulitan, hingga solusinya. Sebab, menggunakan akal budinya, pengalaman, dan pengetahuannya, tahu kapan harus maju dan kapan harus mundur, mampu menempatkan segala sesuatu sesuai dengan tempatnya dan porsinya, memiliki sikap tepat dalam menyikapi setiap keadaan dan peristiwa, bertindak sesuai dengan pikiran dan akal sehat, mampu memahami konteks dan situasi, mampu melihat dari berbagai sudut pandang, mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari tindakannya, mampu mengendalikan emosi dan menerima kritik.
Lebih dari itu, sikap bijaksana adalah cermin dari kedewasaan seseorang. Dan, mendidik diri untuk terus menjadi pribadi yang lebih baik, realistis, dan rasional, merupakan langkah terbaik untuk menjadi bijaksana.
(8) Optimis
Orang yang realistis dan rasional, selalu optimis. Sebab,
optimis adalah sikap mental yang ditandai dengan keyakinan dan harapan positif dalam menghadapi berbagai situasi kehidupan. Melihat segala hal dari sisi yang baik dan menyenangkan, serta memiliki ekspektasi bahwa hasil yang diinginkan akan tercapai di masa depan.
(9) Rendah hati
Rendah hati adalah karakter seseorang yang realistis dan rasional. Karena tidak sombong atau angkuh, dan tidak memandang rendah orang lain, memiliki sikap tenang, sederhana, apa adanya.
Dan yang utama, orang rendah hati itu legawa dan rela mengakui kesalahan, kekurangan, menerima kritikan, masukan, saran.
Selalu menggunakan tiga kata MTT (maaf, tolong, terima kasih) saat membutuhkan bantuan atau saat dibantu oleh orang lain/pihak lain. Mampu mempertimbangkan dan mementingkan kebutuhan/kepentingan orang lain hingga
Gemar membantu tanpa pamrih. Dll.
Itulah hal-hal yang dapat dijadikan cermin, apakah diri kita sepanjang tahun 2024, sudah menjadi manusia yang realistis dan rasional?
Dalam kehidupan nyata, banyak hal yang tidak realiatis dan tidak rasional harus tetap kita lakukan, karena faktanya ada orang lain/pihak lain, secara realistis dan rasional, tetap membutuhkan bantuan. Yah, karena "kehidupan", menjadi pribadi yang realistis dan rasional, ternyata sulit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H