Wahai para operator kompetisi khususnya operator swasta, apa yang kalian cari, bila sejak awal peserta kompetisi sudah diketahui caranya seperti itu? Mengapa kompetisi tetap dijalankan dengan kondisi tim peserta yang kualitasnya pincang?
Fakta ini, jelas menunjukan bahwa sejatinya, kompetisi sudah tidak dilandasi oleh nilai-nilai kejujuran, sportif, dan fairplay.
Bila kondisi di akar rumput demikian, apakah PSSI akan dapat memetik calon pemain timnas yang karakternya beretika dan bermoral?
Inilah potret kecil, betapa gagalnya pendidkkan karakter di Indonesia. Bahkan terjadi di olah raga sepak bola yang seharusnya  menjadi tempat praktik niai-nilai sportivitas, fairplay, menghormati, dan menghargai.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI