Selamat Hari Anak Sedunia  (World Children's Day/WCD) ke-70 anak-anak. Semoga hak-hak dasar kalian tidak disepelekan, tidak diabaikan oleh orang tua. Kalian memiliki hak mendapatkan pendidikan, kesehatan, perlindungan, dan keikutsertaan dalam mengambil keputusan untuk hidup kalian.
(Supartono JW.20112024)
Hari Anak Sedunia atau World Children's Day (WCD) merupakan peringatan global yang diperingati setiap tanggal 20 November, berbeda dengan Hari Anak Nasional yang diperingati 23 Juli setiap tahunnya.
Keduanya diperingati untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya hak-hak anak.
Karenanya, peringatan WCD ke-70 ini, menjadi momen penting untuk merayakan hak-hak anak di seluruh dunia. Pasalnya, anak-anak sering kali tidak mengetahui hak-hak dasar yang dimilikinya. Bahkan, hak-hak anak juga kerap terabaikan atau dianggap sepele.
Untuk itu, peringatan WCD, menjadi peringatan bagi setiap orang untuk lebih mengenali dan mengutamakan hak setiap anak.
Dilansir dari laman resmi UNICEF, Hari Anak Sedunia pertama kali ditetapkan pada tahun 1954 sebagai Hari Anak Universal. Peringatan ini untuk mengingatkan masyarakat global mengenai hak dan kesejahteraan anak-anak di seluruh dunia.
Tanggal 20 November juga berkaitan dengan diadopsinya Deklarasi Hak-Hak Anak oleh Majelis Umum PBB pada 1959. Pada tanggal yang sama di tahun 1989, Majelis Umum PBB juga mengadopsi Konvensi Hak-Hak Anak. Serta menjadikannya landasan hukum internasional yang mengikat negara-negara yang bertanda tangan untuk melindungi hak-hak anak di seluruh dunia.
Dalam Konvensi ditetapkan berbagai hak dasar yang dimiliki anak-anak, seperti hak mendapatkan pendidikan, kesehatan, perlindungan, dan keikutsertaan dalam mengambil keputusan untuk hidupnya.
Peringatan WCD di 2024, temanya adalah 'For Every Child, Every Right' atau 'Untuk Setiap Anak, Setiap Hak. Menekankan pentingnya kepastian akses bagi setiap anak terhadap hak-hak dasarnya. Termasuk pendidikan, perawatan kesehatan, perlindungan dan hak untuk mendapat lingkungan yang aman.
Pun menyerukan kepada seluruh pihak untuk bertindak secara kolektif dalam menciptakan dunia anak yang dapat membuatnya berkembang dan mencapai potensi masing-masing.
Selain itu, peringatan WDC juga
mengajak seluruh pihak untuk mengadvokasi, mempromosikan, dan merayakan hak-hak anak. Hal itu dapat dilakukan melalui dialog atau tindakan yang bertujuan menciptakan dunia anak yang lebih baik. Berbagai kegiatan untuk memperingati hari anak juga dapat dilakukan oleh masing-masing stakeholder dan orang tua.
7 kebiasaan hebat anak Indonesia
Terkait peringatan WDC ini, khususnya di Indonesia, bagi dunia pendidikan, masyarakat dan keluarga, dapat merayakan dengan mengimplementasikan Program 7 Kebiasaan Hebat Anak Indonesia yang dibuat oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI.
Meski Program ini baru akan dimulai bulan Desember 2024, dirancang untuk diterapkan di berbagai jenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga SMA. Melalui pendekatan berbasis kelas, budaya sekolah, dan kegiatan masyarakat, program ini diintegrasikan dalam kegiatan belajar-mengajar sehari-hari. Guru dan orang tua berperan sebagai teladan sekaligus fasilitator, memastikan nilai-nilai ini tertanam secara konsisten dalam kehidupan anak-anak, melalui peringatan WCD, program itu dapat diuji coba oleh ayah dan ibu di rumah terhadap anak-anaknya.
Apa itu 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat?
(1) Bangun Pagi
Kebiasaan bangun pagi mengajarkan anak untuk menghargai waktu, disiplin, dan memulai hari dengan energi positif. Dalam perspektif kesehatan, bangun pagi selaras dengan ritme tubuh alami, sehingga mendukung kesehatan fisik dan mental. Anak yang terbiasa bangun pagi cenderung lebih produktif dan memiliki fokus lebih baik dalam aktivitas harian.
(2) Beribadah
Kebiasaan taat beribadah bukan hanya tentang menjalankan ritual keagamaan, tetapi juga memperkuat nilai-nilai moral dan spiritual. Anak-anak yang taat beribadah diajarkan untuk memiliki kedekatan dengan Tuhan, serta mengembangkan empati, rasa syukur, dan tanggung jawab sosial. Taat beribadah membantu membentuk karakter yang religius dan berintegritas.
(3) Berolahraga
Kebiasaan rajin berolahraga membentuk tubuh yang sehat dan mental yang tangguh. Melakukan olahraga secara rutin tidak hanya meningkatkan kebugaran, tetapi juga melatih kedisiplinan dan ketangguhan anak. Anak yang aktif secara fisik juga cenderung memiliki suasana hati yang lebih stabil dan kemampuan untuk mengelola stres dengan baik.
(4) Gemar Belajar
Kebiasaan belajar tidak hanya tentang menguasai pengetahuan, tetapi juga membangun karakter pembelajar sepanjang hayat. Anak-anak diajak untuk mengembangkan rasa ingin tahu, kemampuan berpikir kritis, dan kreativitas. Kebiasaan ini membantu mereka menjadi pribadi yang mandiri, adaptif, dan mampu menghadapi tantangan global.
(5) Makan Makanan Sehat dan Bergizi
Pola makan yang sehat dan bergizi mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. Selain memberikan energi yang cukup untuk aktivitas harian, konsumsi makanan sehat juga berpengaruh pada keseimbangan emosi dan konsentrasi belajar. Melalui kebiasaan ini, anak-anak diajarkan untuk menjaga kesehatan tubuh sebagai bentuk penghormatan terhadap diri sendiri.
(6) Bermasyarakat
Terlibat dalam kegiatan sosial mengajarkan anak tentang nilai-nilai kebersamaan, toleransi, dan gotong royong. Dengan aktif bermasyarakat, anak-anak belajar memahami peran mereka sebagai bagian dari komunitas yang lebih besar dan membangun rasa tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar.
(7) Istirahat yang Cukup/Tidur Cepat
Istirahat yang cukup adalah kunci untuk menjaga keseimbangan fisik dan mental. Anak yang memiliki waktu tidur yang baik cenderung lebih segar, fokus, dan kreatif. Kebiasaan ini juga mengajarkan anak untuk menghargai kebutuhan tubuh akan pemulihan setelah aktivitas yang padat.
Di hari WCD ini, bersyukurlah bagi para orang tua yang sudah melaksanakan program kebiasaan tersebut, meski pemerintah baru akan meluncurkan. Padahal kebiasaan hebat untuk anak-anak Indonesia itu bukan hal baru.
Selamat Hari Anak Sedunia  (World Children's Day/WCD) ke-70 anak-anak. Semoga hak-hak dasar kalian tidak disepelekan, tidak diabaikan oleh orang tua. Kalian
memiliki hak mendapatkan pendidikan, kesehatan, perlindungan, dan keikutsertaan dalam mengambil keputusan untuk hidup kalian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H