Jadilah diri sendiri, dengan pondasi cerdas teknik, intelegensi, personality, dan speed (TIPS), maka kegagalan meraih poin penuh versus Bahrain tidak terulang.
Cerdas TIPS, tidak jemawa
Dengan cerdas TIPS, maka setiap pemain yang diturunkan oleh Shin Tae-yong (STy) akan terjaga konsentrasinya selama berlaga. Tidak terpancing provokasi lawan atau pun tindakan wasit yang mungkin akan memihak lawan.
Tidak membuat kesalahan sekecil apa pun. Tidak melakukan pelanggaran yang tidak perlu apalagi di area pertahanan, yang bukan hanya menghasilkan kartu kuning/merah bagi pemain Indo, tetapi menghasilkan gol bagi lawan.
Tidak jemawa, menganggap remeh lawan karena belum pernah kalah, lawannya menjadi tim yang selalu kalah. Tidak menjadi pemain yang egois dan individualis.
Tampilkan yang terbaik
Meladeni China, STy juga jangan mengulang coba-coba pemain. Meski alasannya strategi, taktik, dan game plan sekali pun, tampilkan pemain yang memang berkualitas dan cerdas TIPS.
Boleh saja, bangga dengan pandangan publik bahwa STy selalu susah ditebak dalam menurunkan komposisi pemain. Tapi maaf, publik pecinta sepak bola Indonesia yang bukan praktisi sepak bola atau tidak pandai bermain sepak bola, bila saya tanya, kira-kira komposisi pemain timnas menurut mereka seperti apa?
Jawabnya bisa mendekati benar/tepat, karena bila pemain dalam kondisi fit dan siap tempur, bila nakoda/pelatih Garuda "orang awam" saja mampu menyusun komposisi pemain yang cerdas. Karena, di skuat Garuda sekarang ada lebih dari 11 pemain yang cerdas TIPS.
Yah, siapa pun pelatih Timnas Indonesia sekarang, bila didukung oleh pemain timnas model sekarang, tentu akan mampu meracik tim yang kuat. Jadi, bila Timnas tidak bisa tampil sesuai ekspetasi. Jangan lah wasit jadi alasan. Janganlah lawan yang licik pun jadi kambing hitam. Siapa yang bersalah? Jawabnya tentu STy.
STy pedagog, katalis?
Meladeni China, saya pribadi ingin melihat apakah para pemain benar-benar disiapkan mentalnya oleh STy? Sebab, pemain yang sangat bermental saat "dikerjai wasit" versus Bahrain, hanyalah Jay Idzes. Faktanya saat semua pemain tidak mampu mengontrol emosi, hanya Jay Idzes yang tetap dapat mengendalikan diri. Pun sadar dirinya menyandang ban kapten.
Versus China, saya ingin STy menjadi pelatih yang pedagog. Yaitu bersikap, berbuat seperti guru, tetapi dengan kesan tegas, tidak kaku, atau tidak kuno. Mampu mengeluarkan ilmu pendidikan atau ilmu pengetahuan untuk membuat pemain dapat mengontrol diri, menunjukan pengetahuan dan kemampuan dalam mendidik pemain untuk selalu belajar. Mampu menjadi terapi bagi kemampuan pemain untuk cerdas akademis dan mental.
Â
Kata pedagog berasal dari bahasa Yunani paedagogeo, yang terdiri dari pais genetif, paidos yang berarti anak, dan agogo yang berarti memimpin. Secara harfiah, pedagog berarti memimpin anak.
Saya harap, versus China, STy mampu menjadi pedagog, pemimpin pemain yang tidak hanya berkutat pada masalah teknik: game plan, strategi, dan taktik. Tetapi menjadi katalis, bagi intelegensi dan personality pemain, yaitu menjadi penghambat pemain lepas kontrol. Berbuat bodoh. Merugikan diri sendiri dan merugikan tim.
Head to head dan ranking, tak berarti
Kendati China dan Indonesia sudah bentrok 17 kali. Rekornya 3 kali imbang, 3 kali Indonesia menang, dan 11 kali China menang. Lalu ranking FIFA China 91 dan Indonesia 129, anggap saja itu hanya catatan di atas kertas. Sebab, catatan fakta kondisi tim Indonesia terkini sangat berbeda. Artinya kondisi head to head dan ranking FIFA, dalam laga nanti tidak akan berpengaruh signifikan. Bahkan boleh saya sebut, tak berarti. Asal STy menjadi pedagog bagi para pemain.
Semoga laga China vs Indonesia yang akan berlangsung di Qingdao Youth Football Stadium pada Selasa (15/10/2024) pukul 19.00 WIB. akan dimenangi oleh Garuda, syaratnya STy dan pemain, mempraktikan catatan-catatan yang sudah saya ungkap. Bermain cerdas TIPS, tidak ada pemain yang egois individualis, tidak salah kompisisi pemain. Sty menjadi pedagog dan katalis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H