Setelah kick off, pemain langsung kesulitan dan jauh dari padu, begitu hadapi kenyataan Bahrain tidak sepele. Ujungnya, tidak mampu konsentrasi sebelum wasit meniup peluit panjang. Harapan menang, buyar.
Wasit dan refleksi diri
Gagalnya Timnas Indonesia meraih poin penuh atas Bahrain, bila mau diakui secara fakta, harusnya STy merefleksi diri. Memang kepemimpinan wasit Ahmed Abu Bakal Al Kaf asal Oman banyak membuat keputusan-keputusan yang merugikan Timnas Indonesia, sampai memberikan tambahan waktu 3 menit di masa injury time, membuat Bahrain mampu menyamakan kedudukan.
Tetapi, sebelum laga, berbagai pihak juga sudah mengingatkan tentang kemungkinan wasit yang akan mengerjai Indonesia. Jadi, masalah wasit ini adalah persoalan klasik. Karena, selalu ada wasit model Ahmed yang dengan tanpa integritas, melepaskan etika dan moral serta sportivitas, akan melayani kepentingan "tuannya" dengan cara-cara yang seperti dilakukan Ahmed itu.
Seharuanya cara Ahmed pun sudah dipersiapkan oleh STy bagaimana para pemain menyikapi dan mengatasinya karena sudah diprediksi sebelum laga.
Prediksi pun terbukti, tetapi STy dan para pemain malah terprovokasi. Bukan menyikapi dan mengatasinya, Â konsentrasinya ikut terganggu.
Nasi sudah menjadi bubur. Harus sadar bahwa melakukan apa pun bila persiapannya tidak serius. Cengengesan. Komposisi pemain yang diturunkan juga tidak sesuai harapan. Maka, meraih poin 1 saja sudah bersyukur.
Bila PSSI mau melakukan protes resmi ke AFC dan FIFA, dengan bukti kecurangan wasit yang ada. Lakukan saja sesuai prosedur. Semoga AFC dan FIFA menanggapi dan menyelidiki. Lalu memproses.
Tapi terpenting, STy wajib bercermin. Refleksi diri. Karena persiapan menghadapi Bahrain, main-main. Komposisi pemain yang diturunkan tidak sesuai ekspetasi.
Belajarlah dari kegagalan meraih poin penuh atas Bahrain, maka tidak akan terulang saat Garuda di jamu Cina. Siapkan juga para pemain, bagaimana menghadapi wasit sejenis Ahmed-Ahmed lainya. Jangan mencari kambing hitam lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H