Kendati sukses melenggang ke Piala Asia U-20 yang akan berlangsung di Cina, 6 hingga 23 Februari 2025, setelah timnas Indonesia U-20 menahan Yaman 1-1 di laga ketiga Kualifikasi Piala Asia U20 2025 yang berlangsung di Stadion Madya Gelora Bung Karno Jakarta, Minggu (29/9/2024) malam, pasukan Garuda muda wajib "berubah".
Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), makna berubah di antaranya adalah menjadi lain (berbeda) dari semula, bertukar (beralih, berganti) menjadi sesuatu yang lain.
Seperti sudah saya ulas dalam artikel sebelumnya, deskripsi timnas Indonesia U-20, minimal sudah dapat "dibaca" kualitasnya, saat meladeni Yaman. Terbukti, timnas Indonesia U-20 yang "ini", saya sebut masih jauh dari layak untuk bersaing di Piala Asia nanti. Sebab, meladeni Yaman yang timnas seniornya hanya di posisi153 ranking FIFA, Â berada jauh di bawah Indonesia, 24 digit, pasukan Indonesia muda, hanya mampu mengimbangi Yaman. Padahal, sudah pasti, lawan-lawan di Piala Asia nanti, tentu levelnya akan lebih baik dari Yaman.
Â
Atas deskripsi penampilan Garuda muda tersebut, Indra Sjafri pun mengakui bahwa Timnas U-20 Indonesia menghadapi kesulitan dalam menembus pertahanan lawan. "Ya, memang Yaman lebih baik dari lawan sebelumnya. Kualitas mereka bagus, organisasi permainan mereka juga rapi," jelasnya kepada awak media.
"Banyak hal yang perlu diperbaiki di sana dan sini, tapi saya percaya diri Timnas Indonesia U-20 Indonesia bisa bicara banyak pada edisi kali ini," ungkapnya.
Indra pun mengungkapkan bahwa Tim pelatih kini fokus pada evaluasi dan persiapan untuk menghadapi turnamen yang akan berlangsung di China ini. Indra pun berharap Dony Tri Pamungkas dan rekan-rekannya mampu meraih hasil yang lebih baik dibandingkan dengan edisi 2018.
"Ini adalah kali ketiga kami lolos ke Piala Asia, dan semoga di Cina nanti kami bisa memperbaiki tim dan tampil lebih baik dari pencapaian kami di tahun 2018," pungkasnya.
Fakta yang ada
Dengan tekad memperbaiki tim dan tampil lebih baik dari pencapaian di tahun 2018, dengan waktu tersisa menuju Cina yang hanya sekitar empat bulan, Indra dan tim pelatih memiliki pekerjaan rumah (PR) yang berat.
Apalagi publik sepak bola nasional memiliki harapan agar Timnas U-20 bukan hanya menjadi pelengkap Piala Asia, lalu terhenti di fase grup. Di saat publik sepak bola dunia, kini sedang menyorot tajam perkembangan timnas Indonesia di ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang mampu menahan Arab Saudi dan Australia.
Bila pasukan U-20 pun dengan waktu tersisa sekitar empat bulan, minta "dibantu" Erick Thohir" mendatangkan pemain naturalisasi, adalah WAJAR.
Pasalnya, di timnas senior saja, pemain binaan asli Indonesia, yang lulus standar timnas di tangan Shin Tae-yong (STy) dan dipercaya turun menghadapi Arab Saudi dan Australia sementara hanya dua/tiga pemain.
Sementara, timnas U-20 di tangan Indra Sjafri, bila mengacu standar STy agar dapat bersaing di level Asia, maka yang saya catat memenuhi standar timnas U-20 pun hanya sekitar enam atau tujuh pemain.
Apakah Erick akan menolong?
Sebab ranking FIFA hanya dicatat oleh hasil kinerja timnas senior di semua event sepak bola resmi FIFA, melihat fakta atas kondisi timnas U-20 yang membutuhkan tambahan minimal lima pemain cerdas dan berkualitas dalam TIPS, sepertinya, prioritas Erick sebagai Ketua Umum PSSI hanya akan fokus "membantu" STy.
Tapi, benarkah Erick akan membiarkan Indra Sjafri dan tim pelatih, hanya memaksimalkan pemain yang ada di Indonesia, hasil pembinaan asli sepak bola Indonesia? Faktanya sudah kita lihat. Meladeni Yaman, yang timnas seniornya berperingkat 153 FIFA saja, Indonesia U-20 tidak mampu menang gol. Bahkan satu-satunya gol pun, dicipta oleh Ravan. Publik dunia pun tahu, siapa Ravan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI