Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saat Dianugerahi Kecerdasaan?

27 Agustus 2024   10:29 Diperbarui: 27 Agustus 2024   11:17 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Kecerdasan seseorang yang dirawat, dididik, dan dibina dengan benar dan baik, dapat megantar seseorang untuk meraih kebahagiaan dan keseimbangan hidup di dunia dan akhirat. Bagi yang tidak mampu meraih kebahagiaan dan keseimbangan dalam kehidupan di dunia, maka ada yang salah dengan kecerdasan otak dan hati-nya.

(Supartono JW.27082024)

Hingga negeri ini berusia 79 tahun, di antara masalah besar yang belum mampu diurai adalah persoalan pendidikan. Padahal dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1995 jelas diamanahkan:

...
Kemudian dari pada itu, untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan Rakyat dengan berdasarkan kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dalam alinea tersebut, terkait "mencerdaskan kehidupan bangsa", masih terus menjadi persoalan yang tidak kunjung dituntaskan. Padahal anggaran pendidikan 20 persen dari APBN.

Sepertinya, membuat rakyat tetap bodoh, malah menjadi program, demi sesuatu tujuan. Meneladani kebijakan dan akal licik penjajah kolonialisme.

Karenanya, "kelompok" orang-orang yang sudah sempat mengenyam pendidikan, banyak yang kemudian menjadi cerdas. Tetapi kecerdasannya justru digunakan untuk "membodohi" rakyat dengan senjata pendidikan yang sepertinya "dilemahkan".

Namun, terbaru, di negeri ini, orang-orang yang cerdas dan "menguasai" karena mendapat kursi amanahnya pun dengan cara yang tidak benar, malah kebablasan, bertindak, menganggap seolah semua rakyat Indonesia "bodoh". Akibatnya, rakyat pun menunjukan kemarahan.

Cerdas pikiran dan hati

Untuk itu, dalam artikel ini, saya angkat kembali persoalan kecerdasan seseorang, yang tidak harus kita dapatkan rapornya melalui tes. Tetapi cukup dapat dilihat dari ciri-ciri orang yang cerdas pikiran dan cerdas hati. Maka, tentu, akan terhindar dari perbuatan licik, yang menganggap orang lain bodoh. Atau melalukan perbuatan membodohi orang lain.

Dari berbagai literasi, ciri-ciri orang cerdas adalah:

(1). Cepat memahami konsep baru.

Seseorang yang dengan cepat dapat memahami konsep atau ide baru, menjadi tanda bahwa ia memiliki IQ yang tinggi. Sebab, cenderung mampu menangkap informasi dengan mudah, baik itu melalui pembelajaran formal, percakapan, atau bahkan dari hal-hal yang mereka amati sehari-hari.

(2). Rasa ingin tahu yang tinggi

Orang dengan IQ tinggi biasanya memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka sering kali penasaran tentang segala sesuatu di sekitar mereka dan tidak ragu untuk menanyakan hal-hal yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang lain seusianya. Pertanyaan-pertanyaan mereka juga cenderung lebih dalam dan kompleks, menunjukkan bahwa mereka benar-benar ingin memahami dunia di sekitar mereka.

(3). Kemampuan bahasa yang luar biasa

Orang yang cerdas, menunjukkan kemampuan bahasa yang sangat baik, bahkan sejak usia dini. Mereka mungkin mulai bicara lebih awal dari teman-teman sebayanya, memiliki kosa kata yang luas, dan bisa merangkai kalimat yang lebih kompleks. Bahkan, kamu mungkin terkejut dengan cara mereka mengekspresikan ide-ide atau perasaan mereka melalui kata-kata.

Dapat dimengerti, kira-kira bagaimana perkembangannya saat masuk usia muda hingga dewasa, bukan?

(4). Kreativitas tinggi

Kreativitas adalah salah satu indikator lain dari IQ tinggi. Orang yang cerdas seringkali bisa menghasilkan ide-ide yang unik dan out-of-the-box. Mereka mungkin senang menggambar, menulis cerita, atau bermain peran dengan skenario yang mereka ciptakan sendiri. Kreativitas mereka tidak terbatas hanya pada seni, tetapi juga dalam cara mereka memecahkan masalah atau menemukan solusi.

(5). Kemampuan konsentrasi yang baik

Orang dengan IQ tinggi, mampu fokus pada tugas atau aktivitas tertentu dalam waktu yang lama. Misalnya, mereka mungkin bisa duduk berjam-jam untuk menyelesaikan sesuatu, membaca buku, atau merancang/membangun sesuatu. Kemampuan untuk berkonsentrasi ini adalah tanda bahwa otak mereka bekerja dengan cara yang lebih intensif.

(6). Daya ingat yang kuat

Orang dengan IQ tinggi, mampu menyimpan informasi dalam otaknya dengan sangat baik, dan ini membantu mereka dalam banyak hal, mulai dari pelajaran di sekolah, kuliah, pekerjaan, kegiatan, hingga interaksi sosial.

(7). Ketertarikan pada topik yang rumit

Orang dengan IQ tinggi tertarik pada topik-topik yang lebih rumit. Mereka mungkin memiliki ketertarikan khusus pada sains, teknologi, matematika, atau bahkan filosofi. Ketertarikan ini biasanya datang dari rasa ingin tahu alami mereka yang tinggi, serta kemampuan mereka untuk memahami konsep-konsep yang lebih abstrak.

Bila 7 ciri-ciri tersebut ada pada anak, orang muda, orang dewasa, yakin bahwa yang bersangkutan memiliki IQ  tinggi, cerdas.

Sekali lagi, kecerdasan yang dirawat, dididik, dan dibina dengan benar dan baik, dapat megantar seseorang untuk meraih kebahagiaan dan keseimbangan hidup di dunia dan akhirat. Bagi yang tidak mampu meraih kebahagiaan dan keseimbangan dalam hidup, maka ada yang salah dengan kecerdasan otak dan hati-nya.

Bersyukurlah bagi siapa saja yang dianugerahi kecerdasan otak dan hati. Lalu, mampu merawat dan menggunakan untuk kemaslahatan diri, orang lain, hingga bangsa dan negara. Sebab, dipertanggung jawabkan di dunia dan akhirat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun