Bersatunya rakyat di seantero negeri, mengepung Gedung DPR baik di Jakarta mau pun di berbagai daerah, akhirnya dapat meruntuhkan kepongahan Anggota DPR yang sok-sok-an mau mengesahkan revisi UU Pilkada demi melayani kepentingan "Raja"-nya. Menjadi pembegal konstitusi yang mau mengabaikan keputusan MK. Â Lihatlah apa yang pada akhirmya disampaikan oleh Anggota DPR yang DIPILIH oleh RAKYAT.
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad di depan awak media, Kamis petang (22/8/2024) menegaskan, revisi UU Pilkada batal disahkan dalam rapat paripurna. Dia juga menjamin RUU ini tidak akan disahkan dalam rapat paripurna Selasa (27/8) pekan depan.
Atas penjelasan Dasco, di layar kaca, stasiun televisi ada yang langsung meminta pendapat salah satu Ketua BEM. Apakah langsung percaya dengan ucapan Dasco?
Ketua BEM pun menjawab tegas, akan tetap mengawal, hingga benar-benar dalam Pilkada, Putusan MK-lah yang berlaku.
Lebih menarik, Ketua BEM salah satu Universitas terkemuka di Indonesia ini, menyebut sangat resah dan kecewa karena DPR dan Pemerintah sama-sama membangkang dan berupaya membegal dengan menganulir putusan MK dengan jalan merevisi UU Pilkada. Padahal keputusan MK adalah FINAL dan MEMGIKAT.
Lebih kecewa lagi, Jokowi pun memberikan jawaban yang tidak membuat rakyat menjadi tenang, karena sama sekali tidak mendukung keputusan MK Â yang final dan mengikat. Tetapi malah berdalih, biarkan Lembaga-Lembaga Negara bekerja.
Sikap Jokowi ini memang menyiratkan ada sesuatu yang ada dipikirannya. Terlebih, Ketua Umum Golkar yang baru (baca: hasil skenario?), di tengah sambutannya, Rabu (21/8/2024) menyebut "Jangan main-main dengan Raja Jawa".
Karena itu, rakyat berpikir sepertinya, Putusan MK pun dianggap sebagai hal yang main-main dan melawan Raja Jawa. Baleg DPR dan Pemerintah pengusung Raja Jawa pun melakukan pembangkangan terhadap putusan MK. Sangat memalukan dan memilukan.
Andai Dasco tidak memberikan penjelasan bahwa DPR membatalkan pengesahan revisi UU Pilkada, saya tidak dapat membayangkan, malam ini, Kamis (22/8/2024) akan terjadi apa di Indonesia.
Saya sebut, kejadian ini adalah "Persitiwa Rakyat Marah Kamis (22/8/2024)", sekaligus memberikan gambaran untuk Pemerintahan baru nanti, di bawah kepemimpinan Prabowo yang proses kemenangannya dalam Pilpres pun sudah tercatat di pikiran dan hati rakyat dengan "cara bagaimana", agar tidak lagi ada hal-hal yang membuat rakyat marah.
Jadi, bila ada yang becanda, "Jangan Main-Main dengan Raja Jawa". Hari Kamis (22/8/2024) "rakyat Indonesia" pun sudah menegaskan untuk "JANGAN MAIN-MAIN dengan RAKYAT!"