Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengobati Penyakit Kacang Lupa Kulit

25 Juli 2024   08:29 Diperbarui: 25 Juli 2024   08:32 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan munculnya, lahirnya self awareness, seseorang akan mampu menenangkan pikiran, lalu melihat dirinya sendiri, siapa dirinya, dari mana asalnya, siapa yang membuat dirinya menjadi "manusia", dll.

Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan, jika di dalam kehidupan ini, kita akan dengan mudah menjumpai dan menemukan orang yang merasa berhasil, sukses, sampai sedang memangku "kekuasaan", menganggap dirinya bak makhluk setengah dewa. Manusia yang tidak hidup dan tunduk pada nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri. Menelanjangi dirinya dari etika dan moral. Menjadi sakit dan tidak waras, tapi tidak sadar diri.

Menjadi manusia sadar diri

Seseorang dengan self-awareness yang tinggi,  akan berpikir cerdas, cermat, bertindak tenang, dan berkehendak benar dan baik. Senantiasa ingat dengan kemuliaan sikap manusia, seperti syukur kepada Yang Ilahi, empati dengan orang lain, serta bekerja bagi kemaslahatan bersama.

Karenanya, self-awareness akan memagari diri kita, selalu mengingatkan diri kita, untuk tidak terjerumus menjadi manusia yang sehat akal dan hati. Bukan "kacang lupa kulit".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun