Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola

Versus Irak, Statistik dan Tindakan Bodoh, Sama-sama Menang

7 Juni 2024   09:56 Diperbarui: 7 Juni 2024   10:25 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Secara umum menang dalam statistik pertandingan, tetapi hasil akhir Timnas Indonesia vs Irak dalam matchday 5 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia pada Kamis, 6 Juni 2024 di SUGBK, kalah 0-2. Hasil ini membuat Timnas Indonesia masih belum lolos ke Piala Asia 2027 dan ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia.Terlebih, hasil Vietnam vs Filipina pada Kamis (6/6) malam, dimenangi oleh Vietnam 3-2. Tentunya dengan selisih poin terpaut satu, Indonesia 7 dan Vietnam 6, maka dalam laga terakhir Grup F, Selasa (11/6/2024), Garuda wajib menang atas Filipina di SUGBK.

Eror otak dan hati

Sejatinya, di babak pertama, penggawa Garuda mampu tampil mendominasi. Bahkan andai Struick tidak EGOIS, Indonesia sudah unggul 1-0. Sayang, bermain di level seperti ini, tabiat Struick masih belum berubah. Ujungnya membuang kesempatan.

Bahkan, di babak kedua, akibat terbudaya oleh intelegensi=otak dan personality=hati yang lemah, pemain yang langganan bikin petaka untuk dirinya dan Garuda, kembali menunjukkan kepiawaiannya dalam kelemahan itu.

Justin Hubner, Jordi Amat, dan Ernando Ari, tidak pernah belajar dari kebodohannya untuk selalu merugikan diri sendiri dan tim. Hubner, bahkan datang dengan prestasi usai mendapat kartu merah di Liga Jepang. Di Timnas sendiri sangat hobi membuat pelanggaran tidak perlu dan gemar mengoleksi kartu kuning.

Sementara Jordi Amat, kekonyolan dan kebodohannya adalah perbuatan yang kesekian  kali untuk Timnas Indonesia. Lalu, Ernando Ari, kebiasaan saat menguasai bola, saya catat  berulangkali saat memberikan umpan, bila tidak terbuang percuma, tidak tepat ke arah pemain lain, nyangkut di kaki lawan, hingga menjadikan serangan balik, seperti kejadian vs Irak. Saat seperkian detik kuasai bola, bukan langsung berikan umpan ke rekan, tapi bodoh sekali, malah coba kuasai bola. Dan, sangat mudah pula bola direbut lawan. Jujur, Kali ini, saya sebut Ernando bodoh sekali. Melengkapi bodohnya Hubner dan Jordi.

Kasihan suporter yang hadir langsung ke SUGBK, kasihan pemain lain yang mencoba bermain bagus dengan cerdas otak dan hati. Tapi selain Hubner, Jordi, dan Ernando, juga ada Struick yang saya sebut bermain bodoh dan konyol.

Seharusnya, Shin Tae-yong dapat membaca karakter mereka sebelum memasukan dalam line up, sebab, hasil laga akan sangat menentukan.

Atas kebodohan dan kekonyolan "mereka", untuk lolos Putaran Ketiga Piala Dunia, laga versus Filipina menjadi pertandingan penentuan, harus menang, atau bila imbang, berharap Vietnam tidak menang atas Irak.

Sayang, laga versus Irak harus dinodai oleh tindakan bodoh, padahal menang statistik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun