Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Halalbihalal dan Donor Darah, Wujud Sikap Berpancasila, Peduli, Integritas, dan Militan

5 Mei 2024   07:19 Diperbarui: 5 Mei 2024   07:32 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bronto Sutopo, Ketua IKAGA berdiri nomor 2 dari kiri, bersama alumni IKAGA 1987.  Foto doc Bronto Sutopo

Sekali lagi, selamat dan sukses  untuk Bronto Sutopo (Ketua IKAGA) dan jajaran pengurus yang telah berhasil menyatukan kembali para alumni. Ucapan terima kasih juga terkhusus untuk Ibu Tuty yang telah memfasilitasi dengan menyiapkan tempat yang sangat relresentatif untuk Halalbihalal dan Donor Darah 2024.

Tentang halalbihalal

Sekadar mengingatkan dan meluruskan, halalbihalal merupakan tradisi asli masyarakat Indonesia yang tidak dapat ditemukan di negara-negara lain.

Dalam KBBI, Halalbihalal berarti hal maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan.

Banyak yang menyangka bahwa kata halalbihalal berasal dari bahasa Arab. Padahal kata halalbihalal ditulis sesuai KBBI menjadi satu kata, bukan di pisah halal bi halal atau halal bihalal, sebenarnya berasal dari kata serapan 'halal' dengan sisipan 'bi' yang berarti 'dengan' (bahasa Arab) di antara 'halal'.  

Layak kita ketahui pula bahwa kata halalbihalal ini, dari berbagai literasi, ternyata ada sejumlah versi menyoal asal-usulnya.

(1) Versi pertama

Istilah Halalbihalal berasal dari kata 'alal behalal' dan 'halal behalal'. Kata ini masuk dalam kamus Jawa-Belanda karya Dr. Th. Pigeaud 1938. Alal behalal berarti dengan salam (datang, pergi) untuk (memohon maaf atas kesalahan kepada orang lebih tua atau orang lainnya setelah puasa (Lebaran, Tahun Baru Jawa).

Dengan demikian, halal behalal diartikan sebagai dengan salam (datang, pergi) untuk (saling memaafkan di waktu Lebaran).

(2) Versi kedua

Bermula dari pedagang martabak asal India di Taman Sriwedari Solo sekitar tahun 1935-1936. Pada saat itu, martabak tergolong makanan baru bagi masyarakat Indonesia. Pedagang martabak ini dibantu oleh pekerja primbumi dan mempromosikan dagangannya dengan kata-kata 'martabak Malabar, halal bin halal, halal bin halal'. Maka, sejak saat itu, istilah halalbehalal mulai populer di masyarakat Solo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun