Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola

Lawan Timnas U-23: Panitia, Wasit Utama/VAR, Diri Sendiri, Irak

1 Mei 2024   22:55 Diperbarui: 1 Mei 2024   22:58 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tetapi, apakah "panitia" rela, Indonesia menjadi satu dari 3 wakil Asia di Olimpiade, setelah Qatar gagal?

"Panitia" lalu membuat skenario penjegalan jilid dua. Kali ini menugaskan aktor asal China, Shen Yinhao, menjadi wasit utama, didampingi oleh aktor yang sudah berhasil menggagalkan Indonesia saat bersua Qatar, yaitu wasit VAR, Sivakorn Pu-Udom lagi.

Duet Shen Yinhao dan Sivakorn Pu-Udom kembali sukses menjalankan order "panitia". Mereka tidak peduli dengan lawakan yang mereka buat, meski dunia menontonnya.

Saya pikir, baik duet Nasrullo Kabirov dan Sivakorn Pu-Udom mau pun duet Shen Yinhao dan Sivakorn Pu-Udom, wajib dinvestigasi oleh FIFA. Sebab, telah membuat Piala Asia U-23 2024 menjadi ajang lawakan mereka, yang sepertinya sekadar menjalankan skenario "panitia", demi menjegal Indonesia.

Saya juga merasa yakin, karena "panitia" tidak ingin Indonesia menjadi wakil Asia di Olimpiade Paris melalui jalur Piala Asia U-23 2024, maka dalam perebutann juara ketiga pun, panitia sudah menyusun rencana lagi.

Rencana itu, dengan tetap menugaskan wasit VAR Sivakorn Pu-Udom, yang kali ini diduetkan dengan wasit utama asal Arab Saudi, Majed Mohammed Alshamrani yang sebelumnya sudah memimpin laga Indonesia vs Australia di Grup A Piala Asia U-23 2024.

Saat memimpin laga, meski wasit VARnya bukan Sivakorn Pu-Udom, Majed memiliki asis memberikan hadiah penalti bagi Australia. Beruntung, Ernando berhasil menggagalkan tendangan penaliti, dan Indonesia berbalik menang atas Australia.

Kini, di laga pamungkas perebutan tempat ketiga, sekaligus tiket ketiga wakil Asia untuk Olimpiade, rasa-rasanya, "panitia" kembali berulah dengan skenario menyingkirkan Indonesia melalui wasit utama dan wasit VAR. Kali ini duet Majed Mohammed Alshamrani dan Sivakorn Pu-Udom lagi. Luar biasa.

Apakah penugasan itu tidak disengaja atau disengaja? Apakah bukan TSM? Mengapa bila Indonesia yang menjadi wakil Asia di Olimpiade? Apakah ada yang dirugikan? Apakah AFC malu atau harus melayani "pihak" yang sudah "membeli?"

STy tidak punya pilihan

Terlepas dari prasangka TSM dari "panitia" yang dipikirkan berbagai pihak demi menyingkirkan Indonesia, dalam laga versus Irak, Shin Tae-yong (STy) juga tidak memiliki pilihan lain dengan skuatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun