Di luar ajaran Islam, tentang terima kasih, dunia telah mencatat bahwa tanggal 11 Januari diperingati sebagai Hari Terima Kasih Internasional (HTKI). Di setiap peringatan HKTI, masyarakat diingatkan dan diharapkan untuk memberikan ucapan terima kasih kepada semua orang yang berarti dalam kehidupannya.
Kemudian, akan terbiasa dan terbudaya mengucapkan terima kasih setiap kali mendapat bantuan dan pertolongan dari orang lain.
Kata "terima kasih" di luar Islam ini, ada yang meyakini diawali antara tahun 450 dan tahun 1100 Masehi. Kata ini merupakan kata benda yang dalam bahasa Inggris Kuno berarti "pikiran baik atau perasaan terhibur terhadap siapa pun atas bantuan atau jasa".
Kebiasaan mengucapkan terima kasih dimulai pada masa revolusi komersial abad ke-16 dan ke-17. Bahasa ini populer di kalangan kelas menengah yang sering menggunakannya karena merupakan jenis bahasa yang didengar dan digunakan di kantor dan toko.
Penggunaan "terima kasih" akhirnya menyebar ke seluruh dunia dan dianggap penting sehingga ditetapkan peringatan khusus Hari Terima Kasih Internasional pada 11 Januari yang dirayakan hingga kini.
Yang pasti, baik dalam ajaran Islam mau pun lainnya, mengucapkan terima kasih merupakan bentuk sopan santun yang perlu ditanamkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Meski nampak sederhana, namun, masih ada orang yang lupa atau mengabaikan ucapan terima kasih, karena pikiran dan hatinya masih tertutup oleh nafsu duniawi. Sehingga, orang yang mengabaikan ucapan terima kasih adalah orang yang belum selesai dengan dirinya. Belum pandai bersyukur.
Orang yang kaya pikiran, kaya hati, sudah selesai dengan dirinya, selalu pandai bersyukur, akan selalu berterima kasih atau mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah membantunya, menolongnya.
Ucapan terima kasih adalah adanya tanda rasa syukur seseorang atas apa yang sudah didapatkan, diraih, atas upaya dan bantuan orang lain. Orang yang memiliki rasa syukur, di dalam dirinya akan senantiasa terawat energi positif yang meningkatkan kesehatan.
Energi positif pun dapat membantu seseorang yang pandai berterima kasih, dapat menghadapi kesulitan hidup, Â serta senantiasa dapat membangun hubungan yang kuat dengan keluarga, kekeluargaan, lingkungan sekitar, lingkungan sekolah, kuliah, kerja, hingga dalam kehidupan berbangsa dab bernegara.
Orang yang pandai bersyukur, akan pandai berterima kasih. Semoga, saya dapat terus memperbaiki diri, terus belajar, agar menjadi orang yang pandai bersyukur, pandai berterima kasih. Tidak sekadar memanfaatkan orang lain untuk mencari keuntungan dan kepentingan pribadi, sudah begitu, tidak pandai bersyukur, pun tidak pandai berterima kasih.