Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Siswa SSB, Hati-Hati dan Cerdaslah dalam Bermedsos

31 Maret 2024   22:49 Diperbarui: 31 Maret 2024   22:58 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW


Cerdas bermedia sosial itu, cerdas membagikan unggahan dan berkomentar,  menjaga etika, mampu mengendalikan emosi, tahu Undang-Undang ITE.

(Supartono JW.31032024)

Asah Otak dan Asah Hati
Latihan Reguler SSB Sukmajaya dan Buka Puasa Bersama, Minggu, 31 Maret 2024 di Lapangan 328 Kostrad Cilodong adalah tentang "Cerdas Bermedia Sosial." (instagram, Tiktok dll).

Rentan, belum paham UU, tidak terpantau

Anak-anak usia sekolah (usia dini dan muda), rentan sekali menjadi pelaku pelanggaran di medsos (instagaram, Tiktok, dll). Parahnya sebagian besar masih belum paham ada Undang-Undang yang mengawasi dan jejak digital tidak akan hilang sebagai bukti untuk menjerat hukuman. Dan, tidak terpantau oleh orang dewasa/orang tua/pihak terkait.

Sejatinya, materi asah otak dan asah hati yang saya siapakan adalah tentang "Selalu Mengingat yang Penting". Namun, sebelum sesi asah otak dan asah hati di mulai, tanpa sengaja, saya memperhatikan para siswa sedang bergerombol sambil membicarakan hal yang ramai menjadi perbincangan di Instagram.

Rupanya, yang sedang di bahas, karena ada siswa yang terpancing emosi karena ada siswa dari SSB lain yang membuat hati siswa bersangkutan panas karena ada unggahan/posting yang negatif dari kisah laga kompetisi sepak bola Liga Swasta. Siswa bersangkutan pun membalas dengan mengunggah konten. Akhirnya konten pun menjadi bahan saling ejek, bully, dll, melibatkan siswa SSB-SSB lain.

Lebih dari itu, saya juga menemukan kasus berikutnya, siswa SSB lain memposting konten yang melecehkan SSB lain. Bahkan unggahannya dtonton oleh puluhan ribu orang termasuk ada komentar yang jauh dari cerdas otak dan hati.

Selain itu, saya juga melihat ada konten lucu-lucuan dalam laga sepak bola. Tetapi ternyata konten itu menjadi bahan saling ejek dan bully juga.

Sungguh. Ini kasus yang sangat memprihatinkan. Dalam bulan Ramadan yang penuh berkah dan ampunan ini, seharusnya para siswa mengisi waktu dengan berbuat baik dan beribadah. Namun, ternyata malah bermedos tidak cerdas. Dan membahayakan diri sendiri.

Mirisnya, konten kompetisi sepak bola malah dijadikan bahan untuk bermedos tidak cerdas. Saya yakin, di luar kasus yang saya temukan, anak-anak dan siswa yang bermedsos tidak cerdas cukup banyak.

Siapa yang wajib mengedukasi anak-anak? Mengedukasi siswa? Banyak pihak yang seharusnya bertanggung jawab atas kejadian bermedsos tidak cerdas ini, bukan hanya dari sumber konten sepak bola. Tapi, sepertinya di semua lini kehidupan.

Karenanya, sebagai tindakan menyelesaikan masalah dan dan jangan sampai kasus terulang, maka asah otak dan asah hati saya ubah menjadi: "Cerdas Bermedia Sosial".

Dalam asah otak dan asah hati saya sampaikan bahwa, bermedia sosial harus:

(1) Cerdas dalam membagikan unggahan.

Sebelum memutuskan untuk mengunggah sesuatu, kita harus selalu berhati-hati ketika membagikan suatu postingan. Karena akan ada banyak orang yang melihat unggahan kita, hal tersebut akan menjadi berbahaya apabila kita mengunggah sembarangan konten. Oleh sebab itu, pikirkan terlebih dahulu sebelum mem-posting sesuatu. Jangan sampai postingan tersebut malah menjadi boomerang bagi kita/orang lain/keluarga/kelompok, dll.

(2) Menjaga etika

Pasal undang-undang mengawasi dan jejak digital tidak akan hilang. Oleh sebab itu, kita wajib menjaga kesantunan dalam memposting dan memberikan komentar. Jangan sampai menyinggung, menyakiti atau membully orang lain. Sebab, jerat hukum menanti.

Pasal 27 ayat 3 UU ITE menyebut melarang setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.

(3) Kendalikan emosi

Sebelum nekat memposting atau berkomentar curahan hati, foto, video, dll, harus dapat menahan emosi. Jangan meluapkan emosi di media sosial, atau kita bisa merugi sebab dapat mempermalukan diri sendiri dan/atau merugikan orang lain/pihak lain. Sadar bahwa jerat hukum menanti.

Untuk itu, menjadi perhatian kita semua (orangtua, guru, pelatih, dan masyarakat) menjadi pengawas agar anak-anak kita tidak terjerumus menjadi pelaku bermedia sosial tidak cerdas, sshingga dapat terkena jerat hukum.

Bermedsos dapat maslahat bila memakai akal sehat. Tetapi bila tidak cerdas, mendatangkan mudarat, kerugian pelakunya, orang lain, pihak lain.

Supartono JW
Ketua/Kepala SSB Sukmajaya
Pengamat pendidikan nasional dan sosial
Pengamat sepak bola nasional

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun