Namun demikian, bila para pemain naturalisasi itu, dalam tiga laga terakhir tidak ada dalam gerbong tim yang di asuh Shin Tae-yong (STy)? Apakah ada garansi Vietnam dapat ditekuk oleh pasukan Garuda? Meski Vietnam tetap dengan skuat yang sama, tanpa ada limpahan pemain naturalisasi?
Bila posisinya dibalik, Philippe Troussier (PT) yang menukangi Timnas Indonesia, dan STy yang  mengampu Timnas Vietnam. Tentu, yang dipecat oleh Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF) adalah STy, bukan Philippe Troussier.
Memang dengan bantuan pemain "instan" dalam arti tidak dibina dan didik dalam pembinaan dan kompetisi murni Indonesia, meski mereka adalah pemain berdarah Indonesia, di bawah STY, Indonesia menyapu bersih tiga laga melawan Vietnam di tahun ini dengan tiga kemenangan dan catatan clean sheets, sebagai publik sepak bola nasional yang memiliki hati nurani, tetap ada perasaan mengganjal.Â
Karena, kemenangan yang didapat dengan bantuan pemain Indonesia yang ada di luar negeri, kira-kira apa komitmen Erick dengan PSSI yang dipimpinnya dengan pembinaan, pelatihan, dan kompetisi sepak bola karya cipta PSSI yang murni?
Sudah ada berapa banyak pemain naturalisasi yang membela Timnas? Secara alami, mereka akan tergerus oleh usia dan masa emas. Apakah nantinya, Timnas Indonesia, bahkan di semua kelompok umur akan terkena penyakit ketergantungan pemain naturalisasi?Â
Kini, buah menaturalisasi, sementara sudah mampu meraih tiga kemenangan atas negara yang sama. Bila nantinya Timnas mampu lolos ke putaran ketiga Piala Dunia, lalu lawan yang dihadapi levelnya lebih tinggi. Pemain yang ada termasuk yang naturalisasi, ternyata tidak mampu meladeni lawan-lawan yang sudah langganan Piala Dunia, bagaimana? Atas petunjuk STy, Erick akan menaturalisasi lagi?
Paradigma di balik
Seharusnya paradigmanya dibalik, Timnas tidak akan mengalami ketergantungan dari pemain naturalisasi demi imbang atau menang. Tetapi sangat ketergantungan dari pemain pembinaan murni, asli yang didadar di kawah candradimukanya sepak bola Indonesia. Dari akar rumput sampai kasta tertinggi Liga 1, benar-benar ada kerja keras PSSI, melahirkan pemain sekelas para pemain naturalisasi yang sekarang ada di Timnas.
Saya tetap mengatakan bahwa Timnas Indonesia adalah tim yang dihuni oleh pemain asli berdarah Indonesia. Tidak perlu malu bila pemain Timnas negara lain ada yang menyindir. Tetapi saya juga harus mengatakan bahwa, PSSI harus punya rasa malu, karena berprestasi dengan cara seperti sekarang ini. Maaf.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H