Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola

Berprestasi dengan Cara Seperti Sekarang, Bangga?

27 Maret 2024   15:51 Diperbarui: 27 Maret 2024   15:54 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun demikian, bila para pemain naturalisasi itu, dalam tiga laga terakhir tidak ada dalam gerbong tim yang di asuh Shin Tae-yong (STy)? Apakah ada garansi Vietnam dapat ditekuk oleh pasukan Garuda? Meski Vietnam tetap dengan skuat yang sama, tanpa ada limpahan pemain naturalisasi?

Bila posisinya dibalik, Philippe Troussier (PT) yang menukangi Timnas Indonesia, dan STy yang  mengampu Timnas Vietnam. Tentu, yang dipecat oleh Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF) adalah STy, bukan Philippe Troussier.

Memang dengan bantuan pemain "instan" dalam arti tidak dibina dan didik dalam pembinaan dan kompetisi murni Indonesia, meski mereka adalah pemain berdarah Indonesia, di bawah STY, Indonesia menyapu bersih tiga laga melawan Vietnam di tahun ini dengan tiga kemenangan dan catatan clean sheets, sebagai publik sepak bola nasional yang memiliki hati nurani, tetap ada perasaan mengganjal. 

Karena, kemenangan yang didapat dengan bantuan pemain Indonesia yang ada di luar negeri, kira-kira apa komitmen Erick dengan PSSI yang dipimpinnya dengan pembinaan, pelatihan, dan kompetisi sepak bola karya cipta PSSI yang murni?

Sudah ada berapa banyak pemain naturalisasi yang membela Timnas? Secara alami, mereka akan tergerus oleh usia dan masa emas. Apakah nantinya, Timnas Indonesia, bahkan di semua kelompok umur akan terkena penyakit ketergantungan pemain naturalisasi? 

Kini, buah menaturalisasi, sementara sudah mampu meraih tiga kemenangan atas negara yang sama. Bila nantinya Timnas mampu lolos ke putaran ketiga Piala Dunia, lalu lawan yang dihadapi levelnya lebih tinggi. Pemain yang ada termasuk yang naturalisasi, ternyata tidak mampu meladeni lawan-lawan yang sudah langganan Piala Dunia, bagaimana? Atas petunjuk STy, Erick akan menaturalisasi lagi?

Paradigma di balik

Seharusnya paradigmanya dibalik, Timnas tidak akan mengalami ketergantungan dari pemain naturalisasi demi imbang atau menang. Tetapi sangat ketergantungan dari pemain pembinaan murni, asli yang didadar di kawah candradimukanya sepak bola Indonesia. Dari akar rumput sampai kasta tertinggi Liga 1, benar-benar ada kerja keras PSSI, melahirkan pemain sekelas para pemain naturalisasi yang sekarang ada di Timnas.

Saya tetap mengatakan bahwa Timnas Indonesia adalah tim yang dihuni oleh pemain asli berdarah Indonesia. Tidak perlu malu bila pemain Timnas negara lain ada yang menyindir. Tetapi saya juga harus mengatakan bahwa, PSSI harus punya rasa malu, karena berprestasi dengan cara seperti sekarang ini. Maaf.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun