Saya tetap mengatakan bahwa Timnas Indonesia adalah tim yang dihuni oleh pemain asli berdarah Indonesia. Tidak perlu malu bila pemain Timnas negara lain ada yang menyindir. Tetapi saya juga harus mengatakan bahwa, PSSI harus punya rasa malu, karena berprestasi dengan cara seperti sekarang ini. Maaf.
(Supartono JW.27032024)
Tabiat publik sepak bola nasional, gemar euforia. Euforia adalah bahagia berlebihan. Selanjutnya gemar memuja dan memuji, ada yang tulus dari hati nurani. Ada yang sekadar basa-basi. Ada yang ada maksud tersembunyi.
Gemilangnya Timnas Sepak bola Indonesia, khususnya tiga kali berturut-turut menekuk Timnas Vietnam, yaitu saat di fase Grup Piala Asia Qatar, berikutnya menang beruntun di kandang dan saat tandang dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia, memang wajib disyukuri.
Tetapi, bila kita bertanya pada hati nurani, tentu hati nurani kita mustahil akan bersandiwara dalam berkomentar atas pentas Timnas kita saat ini. Pasalnya, Timnas dapat bangkit setelah upaya masif PSSI menggaet pemain yang "sudah jadi" yang bukan dididik, dilatih, dibina, dan berkompetisi sejak akar rumput dalam naungan PSSI.
Setuju dengan Budi, tapi ...
Saya sepakat dengan Founder Football Institute, Budi Setiawan yang mengatakan bahwa kemenangan timnas ketika back to back win melawan Vietnam di kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia Grup F dan tiga kemenangan beruntun setelah yang pertama di Piala Asia 2023 Qatar adalah buah sukses program naturalisasi yang dijalankan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir. Seperti dilansir AntaraNews, Rabu (27/3/2024).
Termasuk setuju pendapat Budi bahwa ada tiga faktor mengapa timnas Indonesia menjadi sedemikian tangguh melalui program naturalisasi saat melawan Vietnam, yaituÂ
(1) Pemain-pemain naturalisasi pilihan Erick seperti Jay Idzes, Thom Haye, hingga Ragnar Oratmangoen adalah pemain yang tepat guna dan sesuai dengan kebutuhan timnas Indonesia saat ini.Â
(2) Erick mampu berkolaborasi baik dengan legislatif dan eksekutif atau dalam hal ini Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) melalui unsur pimpinan DPR, Komisi X, dan Komisi III. Melalui hal itu, proses naturalisasi mulai dari persetujuan DPR hingga pengambilan sumpah WNI berjalan dengan cepat dan baik. Sejauh ini, tercatat ada delapan pemain naturalisasi dalam 1 tahun kepemimpinannya di PSSI.
(3) Reputasi Erick yang tidak terbantahkan di dunia sepakbola serta jaringan internasional yang baik dan bagus. Tanpa adanya dua hal ini tentu tidak mudah untuk menaturalisasi delapan pemain yang memiliki background dan rekam jejak sepak bola internasional yang baik.