Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

1445 H (17) Adakah Sandiwara Hati Nurani?

27 Maret 2024   12:49 Diperbarui: 27 Maret 2024   12:53 803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkait doa khususnya menyoal berperilaku baik dan dikabulkannya hajat dan keinginan, Allah pasti akan mengabulkan dan memenuhi semua permintaan hamba-Nya yang berdoa. 

Namun, Allah telah memilih waktu dan juga keadaan tertentu yang membuat doa-doa  manusia mustajab dan cepat dikabulkan. Dikutip dari buku Kedahsyatan Doa Orang-Orang Teraniaya yang ditulis Abdul Hamid, dijelaskan bahwa seseorang yang memperbanyak doa saat dalam keadaan lapang dan bahagia maka doanya akan cepat dikabulkan.

Sayangnya, seringkali, kita hanya berdoa saat ditimpa musibah, masalah, dan kesusahan. Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat Yunus ayat 12, artinya:
"Dan, apabila manusia ditimpa bahaya, dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu dariNya, dia kembali (ke jalan yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Demikianlah dijadikan terasa indah bagi orang-orang yang melampaui batas apa yang mereka kerjakan."

Sebab ayat tersebut, Rasulullah pun menganjurkan umatnya untuk senantiasa memperbanyak berdoa ketika sedang lapang dan bahagia. "Barang siapa yang ingin doanya terkabul pada saat sedih dan susah, maka hendaklah memperbanyak berdoa pada saat lapang." (HR Tirmidzi).

Selain seseorang yang berdoa di tengah keadaan bahagia dan lapang, dalam buku Doa-doa Khusus Wanita yang ditulis oleh Amirulloh Syarbini, terdapat beberapa golongan manusia yang cepat diijabah doanya, antara lain doa: orang yang dizalimi, orang yang berpuasa, orang tua terhadap anak-anaknya, seorang anak kepada orang tua, seorang pemimpin yang adil, orang yang banyak berdzikir, orang yang sedang dalam perjalanan, seorang saudara dari tempat yang jauh, orang yang berhaji, umrah, dan perang di jalan Allah,
orang yang sedang sakit, orang yang sering memberikan pertolongan, anak-anak yatim piatu, orang yang menghafal Al-Qur'an, orang yang bersama-sama berdoa (berjamaah).

Itulah golongan orang-orang yang doanya mustajab, cepat dikabulkan, selain tentunya doa dari orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Golongan inilah yang dipilih oleh Allah karena latar belakang, keimanan, dan ketaqwaan mereka. 

Refleksi diri

Agar doa kita dikabulkan, di Ramadan ke-17 inilah momentum kita merefleksi diri, mengapa kita berdoa agar menjadi manusia yang berperilaku baik dan hajat/keinganan kita dikabulkan.

Mengapa ada doa agar kita menjadi manusia yang berperilaku baik? Jawabnya karena kita adalah manusia yang pasti melakukan kesalahan dan dosa. Kesalahan dan dosa yang sangat mudah kita identifikasi adalah kita sering bersikap dan berbuat dengan membenarkan sendiri apa yang kita lakukan, meski pikiran dan hati nurani kita mengatakan salah.

Kita dapat berapi-api membela diri atas perbuatan yang jangankan menurut Allah, menurut manusia saja salah. Hati nurani kita pun mengatakan salah, tetapi kita menjadi munafik dan tidak menjadi manusia yang tidak memiliki integritas.

Parahnya lagi, atas perbuatan salah itu, dalam persidangan di dunia yang hakimnya manusia, para hakim pun mengingkari pikiran dan hati nuraninya sendiri. Ikut-ikutan membenarkan yang salah. Karena ada sesuatunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun