Sehingga ibadah puasa harus mampu merubah pola pikir, sikap, dan prilaku sebagai orang yang beriman untuk senantiasa menjadi hamba Allah sebagaimana yang dikehendakiNya dengan mengendalikan hawa nafsu.
Dengan demikian, kita akan menjadi pribadi yang dapat berubah dengan hadirnya Ramadan. Tidak ada satu manusia pun yang dapat mencegah diri kita berubah bila kita terus menjadi hamba yang memperbaiki diri dengan bertaqwa.
Merasa selalu diawasi Allah, sehingga punya rasa malu dan berdosa bila meruntuhkan sendi-sendi kehidupan dengan mengabaikan etika dan moral.
Berikutnya menjadi hamba yang pandai bersyukur, dan selalu meminta bimbingan dan petunjuk Allah, dihindarkan berbuat zalim, apalagi menzalimi sesama manusia, rakyat.
Karenanya, bagi Umat Muslim, perubahan adalah hal yang dirindukan, bukan malah ditakuti, karena pondasinya kebenaran, kebaikan. Bukan kesalahan, kejahatan, kezaliman.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian zalim adalah bengis, tidak adil, tidak punya rasa belas kasih, dan kejam, dengan artian seorang individu atau kelompok yang menyakiti perasaan orang lain secara lahir maupun batin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H