Sebab, ibarat petani, menanam maka memetik. Perjuangan denganTSM itu adalah bagian dari menanam. Sementara tanggal 4 Februari 2024, tinggal memanen suara rakyat yang sudah dirawat, disiram, dipupuk.
Analoginya, mustahil tanaman yang ditanam, dirawat, dan dipupuk tidak menghasilkan sesuatu yang dapat dipanen. Meski bibitnya tidak unggul, tetapi karena dirawat, disiram, dan dipupuk, tetap akan hidup dan menghasilkan "buah" (baca: suara coblosan).
Dengan demikian, yang dimaksud dengan TSM itu adalah seperti petani yang merawat, menyiram, dan memupuk tanaman.
Bedanya, petani merawatnya seperti apa? Menyiramnya dengan air apa? Dan, memupuknya dengan pupuk apa? Semua modal, harus diusahakan sendiri oleh si petani. Bagaimana dengan Pemilu yang TSM? Dari mana modal untuk merawat, menyiram, dan memupuk tanaman (baca: suara rakyat)?
Dan wajib berhasil, karena tanaman (rakyat) harus dikuasai, agar tidak diambil petani lain, Paslon lain.
Kekuatan bersatu di balik layar
Atas logika dan analisis bagaimana Pilpres 2024 jangan sampai dimenangkan oleh Paslon No. Urut 1, dengan analogi tanaman yang dirawat petani, maka ada Paslon yang wajib dikorbankan dengan cara menerabas etika dan moral, agar gabungan suara Paslon 1 dan 3 tidak sampai 51 persen.
Sampai di sini sepertinya logis. Masuk akal skenario itu. Meski yang nampak dan keliatan seperti ada pengkhianat. Tetapi apakah rakyat tahu, di balik itu ada kekuatan yang bersatu di balik layar demi Paslon 1 tersingkir.
Tahukah, bila Paslon 1 sampai menang, maka akan ada "kiamat" bagi pihak yang sudah menaruh harapan dan modal. Jadi, sepertinya, ada skenario pemecah agar Paslon tetap 3. Agar suara Paslon 1 mudah digembosi dengan bantuan suara Paslon lain yang kecil.
Luar biasa bukan? Sepertinya, Pemilu (baca: Pilpres) 2024 itu hanya perjuangan bagaimana menyingkirkan atau mengalahkan Paslon 1. Mencegah Paslon 1 jangan sampai berkuasa. Karena, bila Paslon 1 sampai berkuasa, saya bilang ada kiamat bagi "mereka".
Lahan korupsi tertutup. Koruptor ditangkapi. Kasus HAM ditegakkan. Bancakan uang rakyat menjadi barang langka. Pihak-pihak yang tersangkut TSM terciduk. Sampai IKN pun bisa batal.