Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

1445 H (3) Berbuat Baik yang Benar, Bakat/Keturunan?

13 Maret 2024   01:10 Diperbarui: 13 Maret 2024   08:42 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Orang-orang yang bermasyarakat dengan benar dan baik, tentu akan paham siapa-siapa saja anggota masyarakat di lingkungannya, lingkungan kerjanya, lingkungan kekeluargaannya, hingga lingkungan bangsa dan negara, siapa individu/keluarga yang suka melakukan perbuatan baik yang benar.

Biasanya, mereka berbuat baik yang benar sampai dihafal dan ditandai sebagai orang-orang yang berbakat dan sebagai keturunan orang-orang baik.

Baik, benar, bakat, keturunan

Menurut KBBI, baik adalah kata sifat yang berarti tidak jahat, terhormat, dan jujur. Kata baik ini merupakan kata yang menyimbolkan tentang kelakuan, budi pekerti, keturunan, dan sebagainya. Sementara kata benar, artinya sesuai sebagaimana adanya (seharusnya), betul, tidak salah, tidak berat sebelah, adil, lurus (hati), dapat dipercaya (cocok dengan keadaan yang sesungguhnya), tidak bohong, sah, sangat, sekali, sungguh.

Lalu, bakat bisa diartikan sebagai dasar kepandaian, sifat, dan pembawaan sejak lahir. Dan, keterunan adalah karakter atau sifat yang menurun dari generasi keluarga sebelumnya.

Dari penjelasan makna baik dan benar, dalam kehidupan sehari-hari, kita akan mudah melihat, merasakan, hingga menemukan, perbuatan-perbuatan baik, apakah itu di lingkungan keluarga, kekeluargaan, masyarakat, hingga perbuatan para pemimpin di negeri ini.

Namun, perbuatan yang nampaknya baik, bisa jadi berdasarkan hal yang tidak benar. Benar dan baik sepintas terkesan setali tiga uang, sama saja. Keduanya merupakan upaya positif, konstruktif. Tetapi  perbedaannya sangat prinsipil, apalagi benar yang berhulu pada satu standar, yaitu kebenaran, di luar makna KBBI.

Kebenaran yang paling benar adalah  yang Ilahi, nilai yang kita terima  dari Allah.  Kalau kebenaran mutlak itu tidak dilaksanakan disebut salah. Lawan kata benar adalah salah. Jadi benar adalah keniscayaan.

Ada dalam literasi, disajikan informasi hasil penelitian sosial seorang peneliti Belanda, yang menyimpulkan bahwa rasa bersalah orang di dunia Barat berbeda dengan di Timur (sampel diambil di Yogjakarta). Orang Barat dikatakan lebih berorientasi pada nilai benar, sedangkan orang Timur lebih pada penerimaan orang banyak.

Tersangka KPK sering kali tampak keluar dari persidangan dengan tersenyum dan melambaikan tangan. Mengapa? Karena korupsi dilakukan di hampir semua lapisan masyarakat, jadi tak perlu merasa malu atau bersalah karena hampir semua orang melakukannya.

Lihatlah dalam kancah Pemilu. Suara tentang kecurangan yang terstruktur, tersistem, dan masif (TSM) terus menggema. Di amini banyak pihak dan sebagian rakyat, bahwa di dalamnya ada yang salah. Tetapi berapa banyak pihak dan rakyat yang menganggap dugaan TSM tidak ada, perilaku salah (tidak beretika dan tidak bermoral) dari pemimpin negeri justru tetap dianggap perbuatan baik.

Orientasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun