Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

1445 H (1): Memahami Perbedaan dan Keniscayaan

11 Maret 2024   10:54 Diperbarui: 11 Maret 2024   12:36 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa bedanya dengan penentuan awal Ramadan? Yang satu sudah mengunci 11 Maret. Yang satunya (pemerintah) sudah mengunci 12 Maret.

Rasa-rasanya lagi, di awal Ramadan 1445 Hijriah ini, saya sebagai rakyat jelata, semakin dapat membaca bahwa, ternyata, di negeri ini,  sudah ada yang kelewat batas. Memposisikan diri seolah menjadi Tuhan. Dengan membuat keputusan subyektif, membuat keniscayaan awal bulan Ramadan. Membuat keniscayaan, siapa yang harus menang dalam Pemilu, karena ada kepentingan dan keuntungan di baliknya. Keduanya, bersembunyi di balik perbedaan.

Sesuai firman Allah dalam Al-Quran Surat al-Hujurat ayat 13, terjemahannya:
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti".

Dari ayat tersebut, di antaranya dapat ditafsirkan bahwa perbedaan diciptakan Allah agar manusia saling mengenal. Kemudian bertaqwa hingga dapat menjadi manusia yang mulia. Mementingkan kemaslahatan bersama umat, rakyat, bangsa, dan negara.

Bukan memanfaatkan "perbedaan", lalu menjadi Tuhan, membuat keniscayaan. Menentukan awal Ramadan dengan masing-masing versinya. Dianggap mengunci perolehan suara hasil Pemilu, karena kepentingan dan keuntungan untuk pemodalnya, dinastinya, oligarkinya, dll.

Sampai kapan, perbedaan, akan dijadikan senjata demi kepentingan-kepentingan. Sampai kapan di negeri ini ada pihak yang selalu leluasa membuat keniscayaan?

Untuk umat muslim, mana awal Ramadan yang kalian ikuti? Ikutilah akal sehat sesuai ajaran kalian yang menyentuh hati dan keyakinan kalian masing-masing. Karena faktanya, awal Ramadan di Indonesia sudah dibuat berbeda. Allah maha mengetahui.

Selamat menjalankan Ibadah Ramadan 1445 Hijriah. Mohon maaf lahir batin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun