Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bila Raja/Ratu/Presiden/Orang Jelata Ada Penasihatnya

4 Maret 2024   23:52 Diperbarui: 4 Maret 2024   23:56 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Penasihat Raja dalam drama

Bicara Penasihat Raja atau Penasihat Presiden, saya sendiri pernah dipercaya memerankan tokoh menjadi Penasihat Raja, dalam gelaran pentas drama, yang naskah dan sutradaranya adalah salah satu suhu teater di Indonesia.

Naskah yang ditulis dan dipentaskan pun benar-benar berdasarkan kisah nyata tentang sejarah Kerajaan di Cina. Jadi, pendekatan dalam saya memerankan tokoh Penasihat Raja, benar-benar diusahakan mendekati kisah nyatanya.

Menjadi Penasihat Raja, meski sekadar memainkan peran di atas panggung drama, penulis naskah dan sutradara juga benar-benar memperhatikan detail siapa yang akan ditugasi memerankan tokoh Penasihat Raja. Agar dalam membawakan peran, tidak terlalu sulit dengan karakter seorang Penasihat.

Dan, dari empat pementasan yang bersambung, saya hanya sempat memiliki waktu menjadi Penasihat Raja di Produksi Pentas 1, 2, dan 3. Setiap Produksi, pentasnya berlangsung rata-rata 15 hari. Maka, dari mulai persiapan, proses latihan hingga pementasan, yang rata-rata butuh waktu minimal 4 bulan, karakter, pola pikir, sikap, hingga perbuatan Penasihat Raja, begitu menempel dipikiran dan hati saya. Mendarah daging. Sampai terbawa di kehidupan nyata, di luar panggung drama.

Pasalnya, saya sampai benar-benar paham, tugas Penasihat Raja itu apa, dan dalam drama, tindakan, sikap, perbuatan, dan kebijakan Raja, memang selalu wajib dinasihati, agar tidak salah dan membuat kegaduhan, seperti yang terjadi di Republik ini, sekarang.

Yang pasti, semua manusia itu, butuh nasihat, butuh penasihat. Jangankan Raja/Ratu/Presiden, dalam langkah kehidupan di dunia dan sebagai bekal menuju akhirat karena amanah yang diemban berat, seorang jelata saja perlu dan butuh nasihat agar langkah hidupnya bermaslahat bagi diri dan orang lain, tidak berbuat anomali.

Jelata adalah bukan bangsawan atau hartawan (tentang rakyat, orang), biasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun