hidup seperti air mengalir,jangan sekadar mengalir.
Wajib memakai pedoman!
(Supartono JW.14012024)
Hingga artikel ini saya tulis, Â filosofi tentang "Jalani hidup seperti air mengalir" tak lekang oleh waktu. Akan terus menjadi salah satu pedoman bagi umat manusia. Mengapa pilihan kata "mengalir" dijadikan salah satu pedoman kehidupan bagi manusia?
Alir, mengalir, sesuai KBBI, satu di antara maknanya adalah bergerak maju (tentang air, barang cair, udara, dan sebagainya). Sesuai makna tersebut, maka mengalir sangat tepat dijadikan filosofi kehidupan untuk manusia dalam menjalani hidup di dunia.
Segala sesuatu yang terus mengalir, bergerak, akan selalu menghadirkan kebaruan dan kejernihan. Hidup pun demikian adanya. Hidup adalah bergerak dan mengalir. Jika diam dan tidak bergerak, maka hanya kebekuan dan kejemuan IQ-EQ (otak/pikiran dan hati/perasaan) yang akan terjadi. Tidak akan lahir inovasi,
penemuan-penemuan baru, pencapaian-pencapaian baru, prestasi-prestasi, dan sejenisnya, sebab tidak ada kreativitas dan daya imajinasi.
Tentang air
Becara tentang air, di luar maknanya menurut KBBI,
Air sebagai benda yang sangat kuat dan fleksibel. Mampu mengalir melalui berbagai rintangan dan beradaptasi dengan segala bentuk area (tanah/wilayah) yang ditemui dan dilalui.
Karenanya air mengalir dijadikan salah satu kehidupan, karena:
(1) Air mengalir, pasti sampai di tujuan. Apa dan siapa pun yang mengahalangi air mengalir, batu besar, tembok besar, sampai bendungan yang kuat dan kokoh sekali pun, air akan tetap berupaya mencari celah demi dapat tetap mengalir, meski harus diawali dengan merembes. Bila volumenya bertambah, segala rintangan pun bahkan akan ikut terbawa dan tersapu air.
Sesuai fakta tersebut, bahwa setiap air mengalir, pasti sampai tujuan, maka dapat dijadikan pedoman bagi manusia yang memiliki cita-cita dan tujuan dalam kehidupan, pastikan tujuan dapat tercapai. Hadapi segala rintangan, tantangan, ujian dengan proses dan perjuangan yang tidak mengenal pasrah, kalah, lelah.
Seperti air, apa dan siapa pun yang menghalangi tercapainya cita-cita dan tujuan, pastikan dapat dihadapi, dilawan, ditaklukkan. Tentunya dengan modal dan bekal kecerdasan, pengetahuan, berpondasi agama yang kuat.