Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ijazah Pendidikan Formal dan Lisensi Pelatih Sepak Bola di Akar Rumput

5 Januari 2024   08:49 Diperbarui: 5 Januari 2024   08:54 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lihat dalam penilain PISA, dalam hal literasi, matematika, sains, Indonesia terus tercecer, terbelakang.

Bagaimana dengan pelatih/guru sepak bola di wadah sepak bola akar rumput, yang lebih banyak tidak memiliki ijazah D3/S1/S2? Sementara lisensi pelatih hanya didapat dari jalan kursus yang sesuai level lisensi, paling lama kursusnya hanya 1 bulan?

Di mana pelatih sepak bola yang tidak berijazah D3/S1/S2 mendapatkan pendidikan kompetensi guru untuk bekal melatih?

Saya catat, sejak nama SSB digaungkan tahun 1999, hingga kini persoalan standar pelatih ini tidak pernah diurus. Malah, dalam setiap event atau kompetisi, penyelenggara membuat regulasi, pelatihnya minimal berlisensi D/C/B/A.

Ingat, ini saya bicara Indonesia, bukan negara lain yang pendidikan formalnya sudah berhasil, dan sepak bolanya juga signifikan terus berkembang dan maju.

+62 ini, pendidikan formal masih gagal, di sepak bola akar rumput khususnya, pelatih tidak berstandar pendidik pun terus dibiarkan menjadi pelatih di SSB. Mengapa? Karena PSSI juga tidak pernah membuat regulasi, standarisasi, dan akreditasi. Jangankan sampai ke detail SDM pelatihnya, wadahnya pun tidak diurus.

Maka jangan heran, SSB kepala sekolahnya lulusan SMA/yang sederajat. Bagaimana pelatihnya? Ini bagimana?

Fakta pemain timnas
 
Bagaimana kecerdasan intelegensi/intelektual/otak (IQ), kecerdasan personality/mental/hati (EQ), kecerdasan teknik, dan kecerdasan speed (fisik) pemain sepak bola di Indonesia? Jawabnya dapat dilihat dari para pemain yang berhasil dipanggil pelatih timnas Indonesia, di semua level kelompok umur.

Sejak timnas Indonesia, terutama senior diampu oleh Shin Tae-yong (STy) sudah membuka mata, telinga, dan hati kita semua, dengan berbicara sesuai fakta bahwa pemain timnas Indonesia masih lemah (baca: gagal) dalam kecerdasan otak, hati, teknik, dan fisik.

Istilah kecerdasan tersebut agar mudah diingat menjadi akronim TIPS (teknik, intelegensi, personality, speed).

Terkait pemain timnas, apa yang  akhirnya diminta STy? Naturalisasi pemain demi menghadapi Piala Asia dan Kualifikasi Piala Dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun