Bila kita tidak tahu tujuan dan latar belakang dari sebuah proses kegiatan/program yang dilakukan oleh orang lain/pihak lain, hasilnya tidak sesuai dengan ekspetasi kita, tetaplah setia menjadi penonton/penikmat saja, meski mengecewakan dan tidak menghibur.(Supartono JW.03012024)
Pecinta sepak bola nasional dibuat terkejut dengan performa dan hasil Timnas Indonesia saat menghadapi Libya, Selasa (2/1/2023) malam, sebab Timnas Indonesia dibuat tak berdaya oleh Libya dengan skor 4-0.
Kekalahan telak itu tak pelak disambut negatif oleh penggemar Timnas Indonesia. Pasalnya laga melawan Libya itu dilaksanakan beberapa hari menjelang Piala Asia 2023.
Pemain menyiakan
Namun, sebagai penonton, meski kecewa atas hasil uji coba tersebut, wajib tetap menghargai dan menghormati keputusan Shin Tae-yong (STy) yang sangat bijaksana memberikan 22 pemain kesempatan tampil. Tetapi, para pemainlah yang menyiakan kesempatan. Tidak tampil cerdas IQ dan EQ.
Diturunkannya 22 pemain dari stok 28 pemain yang dibawa ke Turkiye, membuktikan bahwa STy benar-benar menggunakan momentum uji coba ini untuk menguji taktik dan skema yang berbeda.
Tujuannya, bisa jadi STy berharap bisa menemukan pakem lain bagi Timnas Indonesia yang akan menghadapi lawan-lawan tangguh di Piala Asia mendatang. Sekaligus, membuat calon lawan tertipu karena strategi yang berwarna membuat karakter Timnas yang asli sulit ditebak.
Selain itu, saya juga yakin, STy pun tidak pernah menduga bila barisan belakang menjadi pusat kelemahan baik di babak 1 mau pun kedua. Ini tentunya menjadi pelajaran, khususnya untuk laga berikutnya.
STy sudah memberikan kesempatan, tetapi ada beberapa pemain yang tampil tidak sesuai ekspetasi. Tentunya, ini menjadi hukuman tersendiri bagi pemain karena yakin, di laga uji coba kedua, STy dapat dipastikan, tidak akan memberikan kesempatan turun lagi.
Mungkin banyak publik sepak bola nasional yang belum tahu, bahkan tidak tahu. Mengapa di uji tanding pertama, STy sampai menurunkan 22 pemain, sementara 6 pemain yang tidak diturunkan 5 di antaranya adalah pemain yang tidak perlu dicoba lagi karena STy sudah yakin dengan kualitasnya. Dan, di uji coba kedua yang akan berlangsung Jumat (5/1/2024), akan menjadi pemain pilihan.
Itu karena, uji tanding pertama tidak masuk dalam hitungan poin FIFA. Berbeda dengan laga kedua yang akan masuk perhitungan ranking FIFA meski digelar di luar kalender FIFA. Karena hanya laga kedua Timnas Indonesia vs Libya pada 5 Januari 2024 yang didaftarkan ke FIFA, yaitu masuk tier 1 (FIFA Match A).
FIFA Match A atau laga internasional tier 1 merupakan pertandingan yang digelar di luar kalender FIFA. Bobot poin yang didapat  maksimal lima angka. Berbeda dengan FIFA Matchday atau pertandingan yang masuk ke dalam kalender FIFA. Sekalipun laga yang digelar bertajuk uji coba, bobot poinnya mencapai 10 angka.
Jadi, dengan kondisi tersebut, sebab laga ke-1 tidak ada hitungan poin, maka STy benar-benar membuat pemain yang dibawa ke Turki bukan sebagai turis. Tetapi wajib unjuk gigi di laga yang sama sekali tidak berpengaruh pada ranking FIFA.
Baru di laga ke-2, deretan pemain naturalisasi plus pemain yang menunjukan kompetensinya, tentu akan dipercaya merumput.
Semoga, di laga ke-2, pemain yang dipercaya turun, tidak akan membunuh dirinya sendiri, mempermalukan dirinya sendiri, sekaligus mempermalukan STy, karena tidak dapat tampil sesuai ekspetasi sesuai standar pemain nasional.
Publik sepak bola nasional, sangat berharap, di laga ke-2, pemain yang dipercaya turun, adalah pemain yang cerdas intelegensi dan personality, cerdas otak dan cerdas emosi.
Sekali lagi, bila kita tidak tahu tujuan dan latar belakang dari sebuah proses kegiatan/program yang dilakukan oleh orang lain/pihak lain, hasilnya tidak sesuai dengan ekspetasi kita, tetaplah setia menjadi penonton/penikmat saja, meski mengecewakan dan tidak menghibur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H