yang benar, yang di-ridai, disiapkan untuk manusia yang masih hidup di dunia, menjadi sarana terhindar dari masalah, ancaman, kesusahan, penderitaan. Serta, mencari keberkahan, keberhasilan, kesuksesan hidup di dunia dan akhirat.Â
Banyak "Jalan"(Supartono JW.01012024)
Teringat saat empat belas tahun lalu, di awal Januari 2011, saya berproses dan belajar, sebab dipercaya oleh Mas Nano (N. Riantiarno) memerankan tokoh Cie Bo Kong (Penasihat Raja) dalam Produksi Teater Koma ke-122. Sie Jin Kwie "Kena Fitnah".Â
Dari sekian pelajaran yang saya petik menyoal karakter Cie, selalu banyak akal untuk mengatasi keadaan dan memecahkan masalah. Cie tidak pernah kekurangan jalan yang benar, untuk membantu Raja dan Kerajaan setiap ditimpa masalah, musibah, dan ancaman.
Karena itu, mengawali tahun 2024, saya tulis artikel dengan judul: "2024: Banyak Jalan yang Benar".
Lalu saya bertanya pada diri sendiri. Apakah akan selalu ada jalan bagi "sesuatu" yang sudah berjalan? Apakah akan ada jalan-jalan lain  agar sesuatu yang sudah berjalan terus dapat bertahan konsisten, bahkan berkembang dan meningkat. Sementara yang selama ini belum menemukan "jalan", akan dibukakan pintu, hingga menemukan jalan-jalan "baru" atau jalan "lama" yang selama ini belum sejalan? Dan, semoga selalu dijauhkan dari jalan yang bukan sesuai jalanNya.Â
Jangan sampai, meski tahun berganti, ternyata tetap mencari dan meraih kehidupan melalui jalan yang tidak benar. Bahkan, drama kehidupan terus menjadi purtunjukkan konsisten demi untuk meraih harta, benda, tahta, sampai kekuasaan, dengan jalan yang sama, jalan yang tidak benar, instan. Masih serakah, ambisius, korup, mencintai, dan takut kehilangan yang bukan milik.Â
Arti jalan
Dalam KBBI, pengertian jalan, banyak. Di antaranya, yang denotatif: tempat untuk lalu lintas orang (kendaraan dan sebagainya), perlintasan (dari suatu tempat ke tempat lain), yang dilalui atau dipakai untuk keluar masuk, lintasan; orbit (tentang benda di ruang angkasa), gerak maju atau mundur (tentang kendaraan), Â putaran jarum, perkembangan atau berlangsungnya (tentang perundingan, rapat, cerita, dan sebagainya), cara (akal, syarat, ikhtiar, dan sebagainya) untuk melakukan (mengerjakan, mencapai, mencari) sesuatu, kesempatan (untuk mengerjakan sesuatu), lantaran; perantara (yang menjadi alat atau jalan penghubung), kelangsungan hidup (tentang organisasi, perkumpulan, dan sebagainya), dapat dipahami; benar.
Sementara ada yang konotatif, seperti: Jalan angan-angan, jalan pikiran. Jalan belakang, jalan untuk mencapai sesuatu yang tidak melalui saluran atau prosedur yang sebenarnya (tentang melamar pekerjaan, masuk sekolah, dan sebagainya).Â
Jalan buntu, masalah yang tidak dapat dipecahkan atau diteruskan hingga selesai (tentang perundingan atau rapat yang tidak mendapat persesuaian pendapat), keadaan tanpa adanya pemecahan, keadaan yang memaksa pihak yang bertentangan berhenti (karena mempunyai kekuatan seimbang) pada suatu titik tertentu sebab kedua belah pihak sudah tidak mungkin lagi untuk maju atau mundur.
Jalan damai, cara yang ditempuh atau keputusan yang diambil oleh yang berselisih pendapat secara mufakat (tanpa melalui pengadilan, tanpa kekerasan).
Jalan hidup cara menempuh (mempertahankan) kehidupan yang bertalian dengan penentuan nasib hidup.
Jalan keluar, Â pemecahan (untuk mengatasi suatu persoalan). Jalan kompromi, jalan damai. Jalan lepas, jalan keluar (dari kesulitan dan sebagainya).
Jalan lingkungan, jalan di dalam kampung. Jalan lintas, pemandangan satwa liar sarana jalan bagi para pengunjung kawasan konservasi untuk dapat menyaksikan atraksi satwa liar yang ada di dalam kawasan itu.
Jalan naik, kesempatan untuk maju. Â Jalan pendekat, jalan yang mungkin ditempuh untuk mencapai sasaran. Jalan pikiran, cara berpikir (dalam memecahkan atau mengatasi suatu persoalan).
Jalan pintas, jalan yang lebih dekat (untuk sampai ke tempat tujuan), cara bertindak yang tidak mengikuti aturan (hukum), terobosan.Â
Jalan samping, perbuatan tidak menurut cara yang benar. Jalan serong, jalan yang tidak lurus, perbuatan yang tidak sebagaimana mestinya (curang, tidak jujur, dan sebagainya).
Jalan setapak, jalan kecil, sempit (dalam hutan dan sebagainya) yang hanya dapat dilalui dengan berjalan kaki.
Jalan tengah, jalan yang ditempuh atau keputusan yang diambil oleh yang berselisih pendapat, jalan kompromi, jalan damai. Jalan terang, cara yang jujur (menurut peraturan, dan sebagainya). Jalan terbuka, kesempatan.Â
Jalan yang lurus, cara yang jujur (benar, menurut peraturan).
Jalan yang diridai
Kata ridho, bahasa Indonesianya, sesuai KBBI menjadi rida, artinya rela, suka, senang hati, perkenan. Meridai, memperkenankan, mengizinkan (untuk Allah). Setiap manusia yang mencari Rida Allah artinya mencari apa yang membuat Allah rela pada diri manusia. Maka seseorang yang memiliki prinsip hidup mencari rida Allah adalah mereka yang benar-benar menunaikan kewajiban dan manjauhi laranganNya. Perkataan, sikap, dan perbuatannya di jalan yang benar, halal, dan baik.
Bagi seluruh umat manusia, yang masih diberikan umur, melalui sekian tahun dalam kehidupan dunia, hingga tahun 2023, tentu secara pribadi, sesuai pikiran dan hati yang bersih dan jujur, dapat mengkalkulasi, antara perkataan, sikap, dan perbuatan yang telah dilakukan, mana  yang dengan jalan diridai, benar, dan mana yang dengan jalan tidak benar.
Tentu, kita tidak asing dengan istilah jalan belakang, jalan samping, jalan pintas, jalan serong. Semua istilah jalan tersebut adalah jalan yang ditempuh oleh orang/pihak/kelompok yang licik. Seperti dalam upaya untuk meraih/memperoleh sekolah, kuliah, usaha, pekerjaan, jabatan, tender, harta benda, hingga kekuasaan.
Kendati di penghujung 2023 hingga awal 2024, rakyat Indonesia disuguhi drama politik. Rakyat pun cerdas menilai siapa yang melangkah dengan cara dan di jalan benar dan tidak benar. Maka, semoga saya dan kita selalu menjadi pribadi manusia yang melangkah melanjutkan kehidupan di dunia dengan jalan yang benar dan halal. Jalan yang diridai Allah. Aamiin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI