Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

2024: Banyak Jalan yang Benar

1 Januari 2024   00:00 Diperbarui: 1 Januari 2024   00:38 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak "Jalan" yang benar, yang di-ridai, disiapkan untuk manusia yang masih hidup di dunia, menjadi sarana terhindar dari masalah, ancaman, kesusahan, penderitaan. Serta, mencari keberkahan, keberhasilan, kesuksesan hidup di dunia dan akhirat. 

(Supartono JW.01012024)

Teringat saat empat belas tahun lalu, di awal Januari 2011, saya berproses dan belajar, sebab dipercaya oleh Mas Nano (N. Riantiarno) memerankan tokoh Cie Bo Kong (Penasihat Raja) dalam Produksi Teater Koma ke-122. Sie Jin Kwie "Kena Fitnah". 

Dari sekian pelajaran yang saya petik menyoal karakter Cie, selalu banyak akal untuk mengatasi keadaan dan memecahkan masalah. Cie tidak pernah kekurangan jalan yang benar, untuk membantu Raja dan Kerajaan setiap ditimpa masalah, musibah, dan ancaman.

Karena itu, mengawali tahun 2024, saya tulis artikel dengan judul: "2024: Banyak Jalan yang Benar".

Lalu saya bertanya pada diri sendiri. Apakah akan selalu ada jalan bagi "sesuatu" yang sudah berjalan? Apakah akan ada jalan-jalan lain  agar sesuatu yang sudah berjalan terus dapat bertahan konsisten, bahkan berkembang dan meningkat. Sementara yang selama ini belum menemukan "jalan", akan dibukakan pintu, hingga menemukan jalan-jalan "baru" atau jalan "lama" yang selama ini belum sejalan? Dan, semoga selalu dijauhkan dari jalan yang bukan sesuai jalanNya. 

Jangan sampai, meski tahun berganti, ternyata tetap mencari dan meraih kehidupan melalui jalan yang tidak benar. Bahkan, drama kehidupan terus menjadi purtunjukkan konsisten demi untuk meraih harta, benda, tahta, sampai kekuasaan, dengan jalan yang sama, jalan yang tidak benar, instan. Masih serakah, ambisius, korup, mencintai, dan takut kehilangan yang bukan milik. 

Arti jalan

Dalam KBBI, pengertian jalan, banyak. Di antaranya, yang denotatif: tempat untuk lalu lintas orang (kendaraan dan sebagainya), perlintasan (dari suatu tempat ke tempat lain), yang dilalui atau dipakai untuk keluar masuk, lintasan; orbit (tentang benda di ruang angkasa), gerak maju atau mundur (tentang kendaraan),  putaran jarum, perkembangan atau berlangsungnya (tentang perundingan, rapat, cerita, dan sebagainya), cara (akal, syarat, ikhtiar, dan sebagainya) untuk melakukan (mengerjakan, mencapai, mencari) sesuatu, kesempatan (untuk mengerjakan sesuatu), lantaran; perantara (yang menjadi alat atau jalan penghubung), kelangsungan hidup (tentang organisasi, perkumpulan, dan sebagainya), dapat dipahami; benar.

Sementara ada yang konotatif, seperti: Jalan angan-angan, jalan pikiran. Jalan belakang, jalan untuk mencapai sesuatu yang tidak melalui saluran atau prosedur yang sebenarnya (tentang melamar pekerjaan, masuk sekolah, dan sebagainya). 

Jalan buntu, masalah yang tidak dapat dipecahkan atau diteruskan hingga selesai (tentang perundingan atau rapat yang tidak mendapat persesuaian pendapat), keadaan tanpa adanya pemecahan, keadaan yang memaksa pihak yang bertentangan berhenti (karena mempunyai kekuatan seimbang) pada suatu titik tertentu sebab kedua belah pihak sudah tidak mungkin lagi untuk maju atau mundur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun