Generasi instan juga sebelas duabelas dengan generasi strawberry atau generasi stroberi.Generasi yang memiliki ketahanan rendah dan mudah terpengaruh oleh berbagai situasi, sensitif, serta kurang tangguh menghadapi tekanan dan tantangan kehidupan.
Mengapa stroberi? Stroberi adalah buah yang karakternya mudah rusak, lembut, dan sensitif terhadap tekanan dari luar. Karenanya, generasi ini rentan stres, lemah kecerdasan emosional/mental (personality), sensitif terhadap kritik, ketergantungan kepada teknologi. Ini pun menjangkiti semua generasi di +62.
Penyebabnya adalah dinamika perubahan sosial dan lingkungan, pengaruh medsos, kurang pemahaman kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional.
Sehingga dalam kehidupan sehari-hari cenderung mau yang serba instan. Gaya-gaya-an, ikutan gaya hidup hedon meski tidak memiliki cukup "kemampuan".
Hedon adalah sifat yang mengakibatkan seseorang boros, malas, egois, dan tidak menghargai orang lain.
Hedon, sebutan singkat dari hedonisme. Hedonisme berkaitan dengan pandangan hidup seseorang yang menganggap kenikmatan materi sebagai tujuan hidup. Miskin pikiran, miskin hati.
Terkait budaya instan, Â karakter stroberi, dan gaya hedon, di tahun politik ini, rasanya bukan hanya menyasar ke generasi muda, tetapi generasi tua pun bahkan ikut meneladani sikap dan perbuatan instan, karakter stroberi, dan gaya hedon.
Lebih parah, karena orangtuanya mabuk jabatan/kekuasaan, perbuatan instan pun di lakukan agar anaknya dapat terus hidup di lingkaran kekuasaan demi terus dapat bergaya hedon, meski kompetensinya masih di taraf karakter stroberi.
Bila kita semua menyadari, akibat sektor pendidikan masih gagal, maka bercermin pada berbagai peristiwa instan, licik, culas, politik, budaya, hedon, ekonomi, oligarki, korupsi, dan lainnya, itu karena adanya karakter stroberi yang masih lemah kecerdasan intelektual (IQ), lemah kecerdasan  emosionalnya (EQ), dan belum kuat iman (religius).
Semoga selama ini, dan jelang masuk tahun 2024, saya, kita, termasuk menjadi bagian orang-orang yang tidak melakukan budaya dan perbuatan instan, tidak licik-culas untuk mendapatkan/mencapai sesuatu. Tidak terkena bumerang. Bermental kuat, bukan karakter stroberi. Selalu tahu diri dan dapat mengukur diri. Dijauhkan dari sifat dan perilaku hedon, sebab selalu belajar dan belajar agar cerdas intelektual (otak), emosional (hati), dengan pondasi iman. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H