Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Empat Anak Meregang Nyawa dan Kemisikinan Nyata di +62

8 Desember 2023   10:56 Diperbarui: 8 Desember 2023   12:36 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW


2) Miskin akhlak. Miskin akhlak ini dapat diidentifikasi pada seseorang yang sikap dan perbuatannya tidak memedulikan baik atau buruknya perkataan dan perbuatannya. Cenderung bersikap dan berbuat sesuka hati. tanpa memperhatikan dan mempedulikan  orang lain, atau lingkungan sekitarnya. Orang yang miskin akhlak, mudah ringan mulut, tangan, dan kaki untuk  tidak menerapkan adab dalam bersikap dan bertindak.


3) Miskin hati. Bila kita, tidak memiliki atau belum cukup ilmu tentang bagaimana menjadi manusia dalam menjalani hidup dan kehidupan di dunia sebagai makhluk pribadi, mahkluk beragama, makluk bersosial, mahkluk berkeluaraga dan kekeluargaan, makhluk bermasyarakat dan bernegara, makluk berbudaya, makluk berekonomi, dan lainnya, maka dapat disebut kita tergolong orang yang miskin ilmu.


Saat kita dalam kondisi miskin ilmu sebagai manusia sebagai makhluk pribadi, mahkluk beragama, makluk bersosial, mahkluk berkeluaraga dan kekeluargaan, makhluk bermasyarakat dan bernegara, makluk berbudaya, makluk berekonomi, dan lainnya, apakah kita akan mampu menjadi orang yang kaya hati? Jawabnya, dapat saya katakan mustahil. Terlebih, saat kita dalam kondisi miskin atas ilmu-ilmu tersebut, betapapun banyaknya harta, setinggi apa pun jabatan dan kedudukan, semua itu tidak akan berarti, sebab biasanya kita akan signifikan menjadi orang yang miskin hati pula.


Sudah terbukti, dalam kehidupan ini, orang-orang yang terkategori masih  miskin hati, dapat dengan mudah diidentifikasi, sikap, perbuatan, dan tindakannya biasanya, kikir, pelit, tidak peduli, tidak tahu diri, tidak punya simpati, tidak punya empati, maunya dimengerti, tidak sopan, tidak santun, tidak bertanggung jawab, sombong, tidak tahu berterima kasih, tidak berbudi, tidak tahu malu, hingga disimpulkan tidak rendah hati.


Semoga, dalam memahami kemiskinan, masyarakat +62  segera dapat ke luar dari paradigma bahwa miskin itu sama dengan kekurangan harta benda atau ketidakmampuan seseorang mencapai suatu kebutuhan hidup tertentu. Tetapi semakin memahami bahwa miskin itu berakibat pada lahirnya manusia-manusia yang miskin personality, alias miskin hati.


Yang pasti, orang terdekat, keluarga, teman, sahabat, rekan kerja, tentu akan sangat paham dan memahami, sejatinya diri saya apakah masih terkatogori miskin pikiran, miskin hati, miskin harta, secara fakta? Menjalani hidup dan kehidupan, seeorang manusia wajib berilmu. Jangan sampai kita mempunyai banyak harta, bahkan mampu memberikan warisan tanah, rumah, harta benda serta kedudukan/jabatan kepada anak hingga cucu, tetapi tidak ada ilmu tentang bagaimana menjadi manusia dalam hidup dan kehidupan di dunia sebagai makhluk ribadi, mahkluk beragama, makhluk bersosial, makhluk berkeluaraga dan kekeluargaan, makhluk bermasyarakat dan bernegara, makhluk berbudaya, makhluk berekonomi, dan lainnya yang dapat kita wariskan. Empat anak meregang nyawa, adalah bukti kemiskinan nyata yang masih mendera +62.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun