Dengan pedoman kontrak kerja sederhana, lalu setelah menyelami minat dan bakat yang ada pada pikiran dan hati peserta didik hanya dalam dua kali pertemuan, maka peserta didik langsung saya program, masuk ke dalam proses produksi pementasan. Semoga, menjelang akhir semester, produksi perdana dapat mentas. Aamiin.
Sebelumnya, di bulan Mei 2023, saya juga cukup bergairah, sebab salah satu SMPN di Jakarta Selatan, mengundang saya menjadi nara sumber untuk workshop memperoduksi pertunjukkan. Workshop khusus untuk peserta didik kelas 7 yang akan melakukan program P5 Kurikulum Merdeka. Luar biasa, hanya dengan bekal workshop singkat, ternyata hasil produksi pementasan setiap kelas dapat saya berikan nilai rapor minimal 80. Pasalnya, peserta didik di setiap kelas, mampu duduk dalam bidang artistik dan nonartistik pementasan. Mereka mampu memenej produksi sendiri, mulai dari penulisan naskah, penyutradaraan, pemeranan, dan tata artistik sampai terwujud pementasan.
Sekali lagi, saya mengingatkan diri sendiri bahwa siapa saja orang-orang yang menggeluti sastra dengan benar dan baik, termasuk sastra teater atau drama, maka sudah tentu akan tahu bagaimana menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur dan rendah hati. Akan tahu paket sebab/masalah, konflik, dan akibat dalam setiap kisah kehidupan. Orang yang berbudi pekerti luhur dan rendah hati karena bersastra, akan selalu menjadi pencegah utama terjadinya konflik karena tahu bahwa setiap konflik akan menimbulkan akibat yang mudarat mau pun bermaslahat.
Ayo Mas Nadiem, mohon diricek, jangan sampai pelajaran Seni Teater dari jenjang SD sampai SMA hanya sekadar menjadi pelajaran tempelan, karena guru sebagai ujung tombaknya, tidak disiapkan kompetensinya.