Coba-coba boleh saja. Tetapi harus cerdas menerapkannya untuk situasi dan kondisi seperti apa.
(Supartono JW.05082023)
Publik sepak bola nasional sudah melihat apa yang diperbuat oleh Bima Sakti dengan pasukan Garuda Mudanya pada Rabu (2/8/2023), saat diberikan pelajaran bagaimana cara bermain sepak bola moderen yang benar dan baik oleh Barcelona Juvenil A dengan skor 0-3 di Stadion I Gusti Ngurah Rai, Bali.
Berikutnya, Sabtu (5/8/2023) pasukan Garuda Muda yang sedang dipersiapkan dengan cara instan agar dapat menjelma menjadi Timnas Indonesia U-17 dan akan diterjunkan dalam Piala Dunia U-17 2023, akan kembali belajar kepada Kashima Antlers, Â salah satu klub raksasa di sepak bola Jepang. Tim tersukses di liga kasta tertinggi Jepang atau J-League 1. Sebab, sudah mengantongi delapan trofi J-League 1 sepanjang kiprahnya.
Belajar dan berusaha
Kendati, secara matematis, pasukan Garuda Muda ini, juga akan tidak mudah meladeni anak-anak dari Jepang, sejatinya publik sepak bola nasional berharap agar Bima Sakti tidak membiarkan anak-anak bermain tanpa arah.
Saat meladeni Barcelona, nampak anak-anak Garuda seperti dibiarkan bermain dengan caranya sendiri-sendiri. Tanpa arah. Publik paham bahwa Bima Sakti masih dalam proses melakukan seleksi pemain. Masih memberikan kesempatan untuk semua pemain yang sudah dipilih masuk pemusatan latihan (TC) unjuk gigi. Demi program promosi dan degradasi.Â
Namun, wajib diingat, laga disiarkan langsung di layar televisi. Di tonton ratusan juta rakyat Indonesia yang ingin tahu sejauh mana hasil TC sementara.
Saat meladeni Barcelona, banyak pesan WhatsApp (wa) yang masuk ke saya. Bertanya, apa yang sudah dilakukan Bima dan tim dalam TC U-17 sebelum jumpa Barcelona?Â
Lebih dari itu, ada juga pendapat publik yang mengatakan kepada saya, meski masih proses seleksi, ada promosi dan degradasi, mengapa masih ada pemain yang bisa lolos, bahkan diberikan kesempatan bermain meladeni Barcelona. Padahal menurut kriteria publik, pemain bersangkutan jauh dari standar untuk ukuran timnas.Â
Publik pun berharap, saat meladeni Khasima, tampilkan saja pemain-pemain yang sementara sudah memiliki standar tinggi menurut Bima. Tidak perlu dicoba pemain yang masih jauh dari harapan. Lagi pula, kasihan bila pemain yang jauh dari standar dipaksakan dicoba bermain. Yang menanggung beban malah pemain. Pun pelatih kena getahnya. Bahkan muncul anggapan tetap ada pemain titipan. Yang penting dipanggil timnas. Namanya masuk berita di media massa.