Harap dipahami bahwa orang yang mau berbagi itu, tidak selalu dilakukan oleh orang yang sudah kaya pikiran, kaya hati, dan kaya harta. Dari apa yang ditulis Michael Norton dan Stephanie Post, maka siapa pun yang mau berbagi dalam bentuk apa saja, meski dirinya bukanlah orang yang kelebihan uang, kelebihan harta, kelebihan ilmu, dll, berbagi dengan cara yang benar dan baik, akan membuat bahagia, sehat jasmani dan rohani. Sebab, tidak menjadi orang yang sok tahu, sok pintar, sok hebat, sok bisa, sok jagoan, gelasnya penuh.
Berbagi adalah salah satu bentuk perhatian. Sebagai makhluk individu, beragama, sosial, berbudaya, dll, manusia ditakdirkan untuk saling melengkapi satu sama lain. Saling membantu jika ada yang membutuhkan.
Banyak orang yang sudah tahu manfaat berbagi itu sangat baik karena membawa berkah dan bisa membuat jiwa menjadi tenteram dan damai. Namun, ada banyak juga orang yang belum tahu manfaat dari berbagi, sehingga ketika ada orang lain yang membutuhkan, akan menunjukkan sikap acuh tak acuh. Padahal, berbagi itu hal sederhana, tapi akan sulit untuk dilakukan. Bila dalam diri seseorang sudah ada kesombongan.
Berbagi adalah motivasi
Berbagi dengan selalu memposisikan sebagai gelas kosong adalah motivasi. Ketika hidup kita dilanda masalah dan jiwa kita merasa sangat drop, kita pasti butuh orang lain untuk menyemangati kita. Ada saat-saat, kita butuh saran ataupun motivasi dari orang lain untuk membuat diri kita bangkit dari keterpurukan. Karenanya, bebagi menjadi motivasi. Ibaratnya menjadi cahaya, yang mencerahkan jiwa-jiwa yang sedang lemah. Dengan adanya motivasi, akan muncul sebuah keyakinan untuk bangkit dan melawan keterpurukan.
Orang-orang yang rendah hati, memposisikan sebagai gelas kosong, saat ada yang berbagi, memotivasi, maka akan memandang berbagi-motivasi itu dari sudut pandang yang positif. Terlebih, berbagi itu tidak melulu tentang harta, tentang uang, tentang materi, tentang barang. Berbagi dengan kalimat yang motivasi akan sangat berharga untuk orang lain yang dirinya memposisikan selalu sebagai gelas kosong. Â
Terima kasih, kepada siapa saja, orang-orang yang telah berbagi kepada saya, memotivasi saya, sehingga saya selalu dapat terus belajar untuk menjadi orang yang tahu diri dan rendah hati. Saya akan terus belajar. Terus membaca. Terus mendengar. Terus membagi potret kehidupan melalui artikel, untuk gelas-gelas yang selalu disiapkan kosong.
Saya merasakan, berbagi itu, meski melalui artikel, tetapi niat dan ikhlas, pikiran jadi jernih-positif, hati jadi bersih. Karena, untuk membuat artikel yang saya bagikan, butuh belajar. Gelas saya harus kosong. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H