Sebuah hal yang tentu saja berbeda dengan perlakuan PSSI dan stakeholder terkait, sehingga publik pencinta sepak bola tanah air, tidak dapat ikut menjadi saksi Timnas Garuda Muda Pertiwi ini beraksi, sejak fase grup. Jauh berebeda dengan event-event yang diikuti oleh Timnas Indonesia pria. Bila sepak bola pria, jauh-jauh hari euforianya sudah digembar-gemborkan oleh media ternama. Tak hanya itu, stasiun-stasiun televisi saling berebut untuk menyiarkan pertandingan tersebut, di jam prime time.
Saya prihatin. Bahkan sangat prihatin atas kondisi ini. Sepak bola akar rumput (usia dini dan muda) dan wadahnya (SSB) adalah pondasi Timnas Indonesia. Sepak bola putri atau wanita, apalagi yang kini berlaga di Palembang, juga masih tergolong pemain usia muda. Kapan dihargainya?