Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional, sosial, dan pengamat sepak bola nasional. Ini Akun ke-4. Akun ke-1 sudah Penjelajah. Tahun 2019 mendapat 3 Kategori: KOMPASIANER TERPOPULER 2019, ARTIKEL HEADLINE TERPOPULER 2019, dan ARTIKEL TERPOPULER RUBRIK TEKNOLOGI 2019

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Catatan Kecil Supartono JW: Timnas Mandul vs Palestina, Messi Pimpin Argentina Pecundangi Australia

15 Juni 2023   23:42 Diperbarui: 15 Juni 2023   23:45 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Wujud dari praktik sikap, perilaku, perbuatan, tindakan, dan lainnya yang dilakukan oleh orang/manusia, mencerminkan seberapa cerdas intelegensi dan personality-nya.

(Supartono JW.15062023)

Laga FIFA Matchday edisi Juni 2023, sudah dimanfaatkan oleh PSSI dengan menggelar laga Timnas Indonesia vs Timnas Palestina di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, pada Rabu (14/6/2023) dengan hasil imbang alias 0-0.

Tidak sesuai ekspetasi

Tidak sesuai ekspetasi publik sepak bola nasional, dalam laga tersebut, ternyata pasukan Garuda yang diasuh oleh Shin Tae-yong (STy) MANDUL. Tidak dapat menceploskan satu gol pun ke gawang Palestina. Padahal, saya mencatat, minimal bila dengan persentase, ada tiga peluang bersih,100 persen, yang dapat menjadi gol dan dapat bersarang di gawang Palestina.

Pertanyaannya, bagaimana nanti pada 19 Juni 2023, Timnas Garuda dapat menciptakan gol ke gawang Timnas Argentina, yang ranking FIFA-nya nomor 1 Dunia. Meladeni Palestina saja, peluang mencipta gol, semuanya disirnakan. Meski dalam laga, cukup banyak menorehkan peluang. Namun, tidak satu pun pemain di sektor depan, tengah, dan belakang yang dapat merobek gawang Palestina.

Masalah intelegensi, personality, lihat Timnas SEA Games

Sesuai hasil laga, fakta-faktanya, baik publik sepak bola yang menonton langsung di Stadion GBT atau yang menyaksikan dari layar kaca, tentu dapat menilai bagaimana kompetensi intelegensi, personaliti, teknik, dan speed, alias TIPS, pemain Timnas kita. Begitu banyak peluang. Bahkan, saya catat minimal ada tiga peluang yang 100 persen dapat dikonversi menjadi gol. Tetapi kenyataannya, semua peluang dibuang dengan Cuma-Cuma. Apa penyebabnya?

Maaf, atas hasil analisis saya, masalah yang ada pada para pemain Timnas kita adalah kendala INTELEGENSI dan PERSONALITY. Saya yakin, semua pemain Timnas yang dipilih STy Cerdas otak dan cerdas kepribadian (emosi). Tetapi faktanya, seluruh komponen dalam tim, kecuali penjaga gawang, tidak mampu memaksimalkan keadaan dengan kecerdasan otak dan kecerdasan emosinya. Terbukti, tidak ada satu peluang emas pun yang menjadi gol.

Dalam sepak bola modern, bukan festival/turnamen/kompetisi sepak bola akar rumput, tapi kompetisi yang berstandar AFF, AFC, dan FIFA, tugas mencetak gol, kini tidak bertumpu pada para pemain depan/penyerang (forward). Semua lini dalam formasi, mulai dari penjaga gawang, defender, midfielder dalam tim yang disusun oleh pelatih sesuai taktikal dan strateginya, punya kewajiban yang sama membawa kemenangan permainan dan kemenangan dalam gol.

Lihatlah, contoh paling aktual dan paling dekat. Timnas SEA Games yang diasuh oleh Indra Sjafri, Mampu menggulung Vietnam di semi final. Lalu, menelanjangi Thailand di babak final. Lihatlah faktanya!

Di babak semi final, Indonesia sudah unggul di menit ke-10 melalui gol sundulan Komang Teguh yang berposisi sebagai defender. Di menit ke-53, Muhammad Ferrari sukses bikin gol usai membelokkan tendangan dari Marselino Ferdinan. Ferarri berposisi sebagai defender, Marselino, midfielder. Dan, gol kemenangan Indonesia setelah sebelumnya Vietnam menyamakan  kedudukan menjadi 2-2, diciptakan oleh pemain midfielder, Taufani Muslihiddin di masa injury time. Indonesia menutup pertandingan dengan kemenangan 3-2 atas Vietnam. Siapa pencetak gol yang membawa Indonesia menang atas Vietnam?

3 GOL diciptakan oleh 2 pemain berposisi DEFENDER dan 1 GOL  diceploskan oleh pemain berposisi MIDFIELDER. Ke mana para pemain berposisi FORWARD?

Ternyata para FORWARD, menjawabnya di babak Final kala mengempaskan Timnas Thailand. Lihatlah, meladeni Thailand yang saya sebut sampai berdarah-darah, para FORWARD membalas tuntas kepercayaan Indra Sjafri, mewujudkan kecerdasan otak dan emosinya, plus membuktikan bahwa posisi mereka memang wajib diisi oleh pemain yang memiliki naluri mencetak gol.

Pada akhirnya, kemenangan Garuda Muda yang sangat dramatis, karena harus melewati 120 menit, di National Olympic Stadium Phnom Penh, Kamboja, Selasa (16/5/2023) malam. Gol-gol Indonesia diciptakan oleh brace Ramadhan Sananta (21, 45+4), Irfan Jauhari (91), Fajar Fathur Rahman (107) dan Beckham Putra (120). Tidak tanggung-tanggung, 3 PEMAIN FORWARD UNJUK MENCIPTA GOL, dan lagi-lagi ada peran 1 pemain MIDFIELDER yang turut kembali membuat gol.

Saya melihat, selain Indra Sjafri juga sangat cerdas dengan mununjuk asisten pelatih yang kompeten di setiap posisinya, mulai dari pelatih penjaga gawang, pelatih pemain belakang, pelatih pemain tengah, dan pelatih pemain depan, ada PENDAGOGI ala Indra Sjafri yang membuat para pemain dapat mengontrol emosi dengan kecerdasannya, sehingga mampu memanfaatkan peluang-peluang emas menjadi gol. Bukan hanya bagaimana membuat peluang dieksekusi dengan cerdas, menempatkan bola ke gawang dengan benar dan baik sehingga menjadi gol. Semua pemain di berbagai posisi pun dapat andil menciptakan gol tanpa harus bermain dengan egois dan individualis. Tetap bermain dalam komposisi kolektif. Sebab, Indra pun meminta bantuan psikolog untuk Timnas SEA Games.

Anak Asuh STy tidak disentuh pedagogi, psikolog?

Mandulnya Timnas versus Palestina, menurut saya, selain kurang sentuhan pedagogi, STy dan para asisten pelatihnya, pun bukan sosok yang memiliki pengalaman nyata dalam menciptakan gol. Apa posisi dan pengalaman STy serta para asistennya saat mereka masih aktif bermain? Saya pikir, ini juga kendala yang tidak disadari oleh PSSI. Komposisi pelatih yang dipimpin oleh STy kurang kompeten dalam meracik pemain di setiap komposisi untuk dapat cerdas menciptakan gol.

Jujur, saya sebagai mantan pemain (kampung) yang awalnya berposisi sebagai penyerang, ada pengalaman mahal. Para pelatih saya dulu, mendidik dan melatih saya bagaimana menciptakan gol yang sukses, wajib wernes sepersekian detik melihat posisi kiper di antara dua tiang gawang, lalu tidak perlu dengan banyak tenaga, tinggal menempatkan bola ke posisi gawang yang kosong, dengan kaki kiri atau kanan atau dengan kepala, penuh konsentrasi serta mengendalikan emosi, sehingga cara menempatkan bola ke gawang yang kosong dengan kaki kanan atau kiri, sesuai kondisi dan situasi, apakah cukup di passing kecil atau di flashing, maka gol tercipta.

Lihatlah gol-gol pemain kelas dunia, semua dilakukan dengan kecerdasan otak dan emosi, bola-bola sulit pun dapat ditempatkan di sudut gawang yang sulit dijangkau kiper. Selain kecerdasan otak dan kecerdasan emosi menjadi pondasi, teknik dan speed yang mumpuni, juga menjadi kunci, garansi terciptanya gol.

Tetapi, Lihatlah, betapa para pemain asuhan STy seolah berpesta pora menyiakan peluang di depan gawang Palestina. Seperti bukan kelas pemain Timnas. Seperti tidak ada TC Timnas.

Kendati Timnas Palestian berada di ranking 93 FIFA. Nyatanya, dalam permainan nampak tidak sekualitas rankingnya. Bahkan, saya sebut sepanjang laga, anak Garuda mendominasi permainan, seolah Indonesia yang justru seharusnya ranking 93, bukan ranking 149.

3 peluang yang bisa 100 persen gol

Di babak pertama, Timnas Indonesia pun dapat menebar ancaman melalui tendangan Dimas Drajad dari dalam kotak penalti Palestina pada menit ke-18. Tetapi, bola hasil sepakan Dimas Drajad masih mampu dihalau oleh kiper Palestina, Rami Hamada. Berikutnya, Dimas Drajad menerima umpan terobosan, bola yang seharusnya hanya perlu dicongkel agar melewati kiper, dan masuk ke gawang, ternyata justru asal ditendang dan membentur kiper. Ini adalah peluang 100 persen gol, bila Dimas mampu menempatkan kecerdasan otak dan emosinya. Melihat dua tiang gawang dan tengah gawang yang sudah ditinggalkan kiper. Lalu, hanya perlu mencongkel bola ke atas kiper. Dan, tentu peluangnya 100 persen gol.

Menit ke-30, Rafael Struick mengoper bola ke bagian belakang. Marselino Ferdinan menyambut dengan melepaskan tendangan ke gawang Palestina. Sayang Marecelino pun hanya asal menendang ke arah gawang dan luruh ke arah tubuh kiper yang mendekati tiang sebelah kiri. Sementara bagian gawang sebelah kanan kosong. Andai Marcelino sepersekian detik melihat dulu posisi gawang yang lowong, seharusny bola tinggal ditaruh ke sebelah kanan kiper. Itu adalah peluang kedua Timnas Indonesia yang seharusnya 100 persen gol.

Kemudian ada satu peluang berbahaya timnas Indonesia hadir lewat aksi Yakob Sayuri saat laga memasuki menit ke-55. Saat itu, Yakob Sayuri melesat di sisi kanan dan menggocek satu pemain belakang Palestina. Ia lalu melepaskan tembakan. Namun, penyelesaian akhir Yakob Sayuri tak membuahkan gol seusai digagalkan salah satu pemain bertahan Palestina. Bila Sayuri memanfaatkan kecerdasannya, ada dua alternatif yang dapat dilakukan Sayuri agar peluang itu menjadi gol. Pertama, bola dimakan sendiri, bukan asal tendang, tapi bola ditempatkan ke sudut atau ruang gawang yang kosong. Kedua, Sayuri memberi umpan ke rekan lain yang ada di dalam kotak pinalti, bahkan ada 3 pemain yang menunggu umpan. Bila Sayuri tidak memakan sendiri, tapi mengoper bola ke rekan yang bebas, sangat memungkinkan 100 persen tercipta gol. Atas keputusan Sayuri yang memakan sendiri, selain nampak tidak cerdas otak, Sayuri juga egois dan individualis.

Ilustrasi Supartono JW
Ilustrasi Supartono JW
Versus Argentina?

Dengan fakta, pasukan STy mandul di laga versus Palestina yang ranking 93 dunia. Bagaimana pasukan Garuda ini mampu menceploskan gol ke gawang jawara Piala Dunia 2022 Qatar? Tim ini miskin pemian yang memiliki naluri mencetak gol. Tapi banyak dihuni pemain egois dan individualis. Sudah begitu, saya belum melihat ada bukti di lapangan, pemain yang berhasil disentuh hatinya oleh STy agar dapat bermain tidak egois dan bisa lebih konsentrasi menjaga kecerdasan otak dan emosinya. Bahkan, STy pun nampak selalu mengedepankan pemain yang nampak hanya unggul dari sisi fisik saja. Bukan pemain yang cerdas intelegensi, personality, dan teknik.

Semoga STy dan pasukannya menonton dan belajar dari laga FIFA Matchday di China. Laga Argentina vs Australia yang digelar di Workers' Stadium, Beijing, pada Kamis malam (15/6/2023) malam WIB. Messi ternyata beremain penuh selama 2 babak.

Babak pertama baru bergulir 80 detik, Messi berhasil menjebol gawang timnas Australia yang dikawal Mathew Ryan. Gol kilat Messi berawal dari pergerakan Enzo Fernandez yang merangsek mendekati kotak penalti lawan. Enzo lalu menyodorkan bola ke arah Messi yang berdiri di depan area D kotak penalti Australia. Messi menggocek dua pemain lawan lalu melepaskan sepakan akurat kaki kiri tanpa ancang-ancang. Tembakan khas Messi itu membuat bola melaju melengkung dan tak bisa diantisipasi Mathew Ryan. Itu adalah gol nomor 103 Messi di panggung internasional sekaligus menegaskan statusnya sebagai top skor sepanjang masa timnas Argentina.

Pada babak kedua, Scaloni melakukan perubahan termasuk memasukkan Julian Alvarez yang baru saja meraih treble winners bersama Manchester City. Angka di papan skor kembali berubah pada menit ke-68. Argentina menggandakan keunggulan melalui gol pemain belakang German Pezzella yang masuk menggantikan Nicolas Otamendi. Lionel Messi kembali berperan pada gol kedua La Albiceleste. Ia melakukan kerja sama satu dua dengan Rodrigo De Paul yang kemudian mengirim umpan lambung ke dalam kotak penalti Australia. Pezzella berdiri di posisi yang tepat untuk menyambut umpan De Paul. Argentina pun menjauh 2-0.

Bagaimana STy dan pasukan Garuda? Siap meladeni Argentina dengan cerdas? Semoga. Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun