Wujud dari praktik sikap, perilaku, perbuatan, tindakan, dan lainnya yang dilakukan oleh orang/manusia, mencerminkan seberapa cerdas intelegensi dan personality-nya.
(Supartono JW.15062023)
Laga FIFA Matchday edisi Juni 2023, sudah dimanfaatkan oleh PSSI dengan menggelar laga Timnas Indonesia vs Timnas Palestina di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, pada Rabu (14/6/2023) dengan hasil imbang alias 0-0.
Tidak sesuai ekspetasi
Tidak sesuai ekspetasi publik sepak bola nasional, dalam laga tersebut, ternyata pasukan Garuda yang diasuh oleh Shin Tae-yong (STy) MANDUL. Tidak dapat menceploskan satu gol pun ke gawang Palestina. Padahal, saya mencatat, minimal bila dengan persentase, ada tiga peluang bersih,100 persen, yang dapat menjadi gol dan dapat bersarang di gawang Palestina.
Pertanyaannya, bagaimana nanti pada 19 Juni 2023, Timnas Garuda dapat menciptakan gol ke gawang Timnas Argentina, yang ranking FIFA-nya nomor 1 Dunia. Meladeni Palestina saja, peluang mencipta gol, semuanya disirnakan. Meski dalam laga, cukup banyak menorehkan peluang. Namun, tidak satu pun pemain di sektor depan, tengah, dan belakang yang dapat merobek gawang Palestina.
Masalah intelegensi, personality, lihat Timnas SEA Games
Sesuai hasil laga, fakta-faktanya, baik publik sepak bola yang menonton langsung di Stadion GBT atau yang menyaksikan dari layar kaca, tentu dapat menilai bagaimana kompetensi intelegensi, personaliti, teknik, dan speed, alias TIPS, pemain Timnas kita. Begitu banyak peluang. Bahkan, saya catat minimal ada tiga peluang yang 100 persen dapat dikonversi menjadi gol. Tetapi kenyataannya, semua peluang dibuang dengan Cuma-Cuma. Apa penyebabnya?
Maaf, atas hasil analisis saya, masalah yang ada pada para pemain Timnas kita adalah kendala INTELEGENSI dan PERSONALITY. Saya yakin, semua pemain Timnas yang dipilih STy Cerdas otak dan cerdas kepribadian (emosi). Tetapi faktanya, seluruh komponen dalam tim, kecuali penjaga gawang, tidak mampu memaksimalkan keadaan dengan kecerdasan otak dan kecerdasan emosinya. Terbukti, tidak ada satu peluang emas pun yang menjadi gol.
Dalam sepak bola modern, bukan festival/turnamen/kompetisi sepak bola akar rumput, tapi kompetisi yang berstandar AFF, AFC, dan FIFA, tugas mencetak gol, kini tidak bertumpu pada para pemain depan/penyerang (forward). Semua lini dalam formasi, mulai dari penjaga gawang, defender, midfielder dalam tim yang disusun oleh pelatih sesuai taktikal dan strateginya, punya kewajiban yang sama membawa kemenangan permainan dan kemenangan dalam gol.
Lihatlah, contoh paling aktual dan paling dekat. Timnas SEA Games yang diasuh oleh Indra Sjafri, Mampu menggulung Vietnam di semi final. Lalu, menelanjangi Thailand di babak final. Lihatlah faktanya!