Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sahabat Pegiat Sepak Bola Akar Rumput dari Pontianak Bertanya, Ini Jawaban Saya

13 Juni 2023   11:05 Diperbarui: 13 Juni 2023   11:09 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Tetapi, sampai pada lahirnya Ketua Umum PSSI baru, Erick Thohir, saya pun sudah membuat 3 Surat Terbuka di media online, khusus untuk Erick Thohir, Pak Ketum sepak bola kita ini, sama sekali belum merespon tulisan saya di mana pun. Malah mungkin belum sempat melihat apalagi membacanya.

Sebab sangat sibuk mengurusi sepak bola dewasa. Lupa bahwa sepak bola dewasa itu pondasinya sepak bola anak-anak. Bisa mendatangkan Timnas Argentina yang biayanya ratusan miliar. Bisa ke Jepang membuat kesepakatan kerjasama menyoal wasit, misalnya. Lalu, ke Jerman mencari Direktur Teknik untuk PSSI. Tapi terus tak ada hati dan pikiran untuk sepak bola akar rumput yang wadahnya tidak pernah dibuat kejelasan atas fungsi dan kedudukannya. Regulasinya. Kompetisinya.

Tidak menanam, tapi memetik

Bahkan, mungkin tidak tahu, Klub Liga 1 hanya menyomot pemain dari wadah sepak bola akar rumput. Tiket menyomotnya, Wadah sepak bola akar rumput bernama SSB, wajib mengeluarkan Surat Keluar bagi siswa yang telah dididik, dilatih, dan dibina berdarah-darah, tetapi diambil secara gratisan. Siapa yang membuat regulasi pemain SSB diambil gratisan? Saya ingat betul, ini zamannya Ratu Tisha masih di PSSI, sebelum PSSI sekarang. Zamannya Ratu Tisha, juga ada program afiliasi SSB, ke mana program itu sekarang?

PPKGBK keren

Lebih ironis, tahun 2018, justru saya diundang untuk membantu Pusat Pengelola Gelora Bung Karno (PPKGB), menjadi NARA SUMBER dalam menyikapi anarkisme suporter di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) yang saat itu dirusak oleh suporter sepak bola, padahal baru direnovasi.

Khusus untuk PPKGB, tidak hanya menjadi NARA SUMBER, saya bahkan sampai membuat rancangan PROGRAM EDUKASI SUPORTER SEPAK BOLA INDONESIA (PESSI). Tetapi, PPKGBK hanya membutuhkan alternaterif dan solusi untuk mengatasi suporter anarkis khusu di SUGBK. Saat itu, Direktur Utama PPKGBK pun menyampaikan kepada saya, PESSI seharusnya merupakan PROGRAM PSSI.

Pak Erick, Rancangan PESSI, sampai sekarang masih saya simpan, lho. Padahal PESSI saya tulis sebelum tragedi KANJURUHAN. Apa kata FIFA bila kerusuhan suporter terjadi lagi di sepak bola Indonesia? Sudah banyak media yang mengulasnya, bukan?

Gajah di seberang laut tampak, semut di depan mata tak terlihat

Mendengar kisah sepak bola akar rumput, kompleksitas, dan carut-marutnya sepak bola Indonesia yang semuanya sudah saya tulis dalam artikel hingga dalam Surat Terbuka  untuk Erick Thohir, sahabat ini pun tertegun. Jangankan, khususnya sepak bola akar rumput di pelosok Indonesia tersentuh dan disentuh. Yang di depan mata pengurus PSSI saja ibarat GAJAH di pelupuk mata tak tampak, SEMUT di seberang lautan KELIHATAN.

SURAT TERBUKA SAYA, sudah diabaikan beberapa lama. Itu saya catat pak Erick. Sampai Pak Erick terus mengabaikan, saya akan tetap konsisten membela sepak bola akar rumput yang terus hanya dijadikan hasil produk yang tinggal dipetik. Luar biasa, tidak menanam, tapi mau memetik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun