Sedih, klub kampung itu harus saya tinggalkan, padahal saya sudah berencana akan mendaftarkan klub itu sebagai anggota Klub di Pengcab Persija Timur. (sekarang Askot PSSI Jakarta Timur) Â Pasalnya, saya harus pindah tempat tinggal ke Depok (saat itu masih bagian dari Kecamatan dari Kabupaten Bogor).
Sebelum pindah ke Depok, setelah melakukan survei dan analisis kekuatan dan kelemahan sosial masyarakat dan kondisi lingkungan, hasilnya, wilayah yang akan saya tinggali, bukan wilayah yang sepak bolanya berkembang. Tidak seperti wilayah Sawangan sebagai penghasil pesepak bola Depok, yang saat itu identik dengan keberadaan Klub Pelita Jaya, karena home base-nya di Sawangan.
Saya tidak peduli dengan wilayah yang saya tinggali, tidak menguntungkan dalam hal perkembangan sepak bola, namun, sebab saya sudah dekat dengan Ronny Pattinasarany yang saat itu sudah mendirikan SSB di wilayah barat Depok, Ronny pun menyemangati saya agar saya membuat SSB di wilayah timur Depok.
Berbekal pengalaman dan menjadi praktisi sepak bola kelas kampung dan kabupaten, serta ilmu pedagogi, kepemimpinan, dan keorganisasian dari pendidikan di Kampus, plus dukungan penuh dari Ronny itulah, yang membuat saya mantap mendirikan SSB Sukmajaya dengan markas latihan di Stadion Kostrad Cilodong.
Saat PSSI di bawah Direktur Usai Muda, Ronny Pattinasarany, saya pun melengkapi diri dengan mengikuti kursus lisensi pelatih remaja pertama di Indonesia, yang digelar oleh PSSI, November 2000. Dalam kursus, seangkatan dengan Elly Idris, mantan pemain Timnas Indonesia dan saya menjadi ketua kelas.
Sekadar mengingatkan
Sekadar mengingatkan, dari kepemimpinan PSSI ke-1, Soeratin Sosrosoegondo (1930 - 1940), berdasarkan penjelasan Ronny Pattinasarany dalam diskusi pelatih menjelang Matahari Kids Soccer Tournamen di GMSB Kuningan Jakarta (3/7/1999) yang saya catat, nama SSB baru digaungkan di Indonesia oleh PSSI di bawah kepemimpinan Ketua umum PSSI ke-12, Agum Gumelar (1999-2003) dan Direktur Usai Mudanya Ronny Pattinasarany.
Demi menggaungkan nama SSB di Indonesia, meski saat itu boleh disebut sangat terlambat dalam memperhatikan keberadaan sepak bola akar rumput apa yang dilakukan Ronny di bawah kepemimpinan Agum Gumelar, tetap menjadi catatan sejarah bagi persepak bolaan nasional, khususnya menyoal perhatian PSSI kepada sepak bola akar rumput yang didukung oleh PT Matahari Dept Store Tbk, sebagai sponsor utama, media partnernya Tabloid GO.
Pesertanya 16 tim SSB terpilih: AS IOP, Bina Taruna, Mutiara Cempaka, Sukmajaya, Gala Puri, Bekasi Putra, Pelita Jaya, Jayakarta, BIFA, Pamulang, Harapan Utama, Bintaro Jaya, Bareti, Camp 82, Depok Jaya dan Kemang Pratama.Â
Masih dari dukungan Ronny, saya pun cukup punya energi melahirkan Asosiasi Sekolah Sepak Bola Depok (ASSBD) yang menurut Ronny, sebagai Asosiasi SSB pertama di Indonesia. Proposal ASSBD lahir di ruang kerja Direktur Usia Muda PSSI, ruang kerja Ronny, di Sekretariat PSSI yang saat itu masih di bawah Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), sebagai tempat diskusi, sampai ASSBD resmi berdiri pada 15 Juli 2021 dalam event HUT SSB Sukmajaya, yaitu Kompetisi SSB perdana di Kota Depok.
Di bawah kepemimpinan Ronny sebagai Direktur Pembina Usia Muda PSSI, lahir event futsal pertama yang sponsornya McDonal's pada 2001, media partnernya selain berbagai media olah raga nasional, event juga disiarkan secara live oleh RCTI, dalam rangka menyambut kehadiran olah raga futsal masuk pertama kali di Indonesia. Lagi-lagi 4 SSB yang dipilih adalah ASIOP (Jakarta), Sukmajaya (Depok), Tunas Patriot (Bekasi), dan wakil dari SSB (Tangerang).