Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Demi Raih Emas, Jangan Gegabah, Thailand Masih Dominan tapi Dapat Dikalahkan

16 Mei 2023   00:39 Diperbarui: 16 Mei 2023   01:06 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Ilustrasi Supartono JW
Ilustrasi Supartono JW
Cerdas intelegensi (otak) dan personality (kepribadian-emosi) akan mencegah manusia bertindak gegabah, terlampau berani, sehingga mengakibatkan kurang hati-hati dalam bersikap, dalam bertindak, dan dalam berbuat, yang akan merendahkan diri sendiri dan merugikan orang lain.

(Supartono JW.16052023)

Sesuai ekspetasi publik sepak bola nasional, akhirnya Timnas Indonesia U-22 asuhan Indra Sjafri dapat menginjakkan kaki di partai final SEA Games Kamboja 2023. Lawan yang akan dihadapi adalah Timnas Thailand U-22, si Gajah Perang, di National Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja, Selasa malam (16/5/2023). 

Abaikan head to head jangan gegabah

Namun, menghadapi pasukan Gajah Perang, Mareselino dkk, wajib melupakan head to head dan jangan gegabah.

Pasalnya, bila dilihat dari catatan head to head, partai final cabang olah raga (cabor) sepak bola SEA Games Kamboja 2023, menjadi laga ke-24 bagi pertemuan Indonesia vs Thailand sepanjang perhelatan SEA Games.

Sebelumnya, dari 23 laga yang sudah dilakoni khusus dalam gelaran SEA Games, Pasukan Garuda baru mampu menang lima kali, imbang dua kali, dan selebihnya, Thailand mampu memetik 16 kemenangan atas Indonesia.

Kendati kali ini, anak asuh Indra Sjafri memiliki modal bagus, sebab selalu menang dalam lima pertandingan yang dijalani sebelum sampai ke final, namun atas catatan head to head yang ada, maka Pasukan Garuda tidak boleh gegabah saat meladeni Thailand.

Faktor keberuntungan sehingga dapat menyingkirkan Vietnam di semi final, nampaknya tidak akan terulang lagi. Tidak ada Pratama Arhan yang akan memberikan servis lemparan ke dalam yang membuahkan dua gol dari umpan lemparan ke dalam, karena Pratama telah berbuat tidak cerdas intelegensi dan personality untuk dirinya dan tim, terhukum sendiri tidak dapat tampil di final. Pun merugikan Timnas Indonesia U-22, karena akan tampil tanpa dirinya.

Indra Sjafri dibantu tim psikolog juga wajib memastikan agar Dewangga dan pemain lainnya, juga tidak berbuat rendah intelegensi dan personality, seperti yang dilakukannya Dewa, sok jagoan hingga dihadiahi kartu kuning.

Sebagai pengingat, simaklah betapa Thailand sangat dominan atas Indonesia di SEA Games.

1. SEA Games 1979 - Indonesia 1-3 Thailand
2. SEA Games 1979 - Indonesia 0-0 Thailand (pen 3-1 Playoff Peringkat 2)
3. SEA Games 1981 - Thailand 2-0 Indonesia
4. SEA Games 1983 - Thailand 5-0 Indonesia
5. SEA Games 1985 - Thailand 7-0 Indonesia
6. SEA Games 1987 - Indonesia 0-0 Thailand
7. SEA Games 1989 - Indonesia 1-1 Thailand (pen 9-8)
9. SEA Games 1991 - Indonesia 0-0 Thailand (pen 4-3)
10. SEA Games 1993 - Thailand 1-0 Indonesia
11. SEA Games 1995 - Thailand 2-1 Indonesia
12. SEA Games 1997 - Indonesia 1-1 Thailand (pen 2-4)
13. SEA Games 2001 - Thailand 2-1 Indonesia
14. SEA Games 2003 - Indonesia 0-6 Thailand
15. SEA Games 2005 - Thailand 3-1 Indonesia
16. SEA Games 2007 - Thailand 2-1 Indonesia
17. SEA Games 2011 - Indonesia 3-1 Thailand
18. SEA Games 2013 - Indonesia 1-3 Thailand
19. SEA Games 2013 -I ndonesia 0-1 Thailand (Final)
20. SEA Games 2015 - Thailand 5-0 Indonesia
21. SEA Games 2017 - Indonesia 1-1 Thailand
22. SEA Games 2019 - Thailand 0-2 Indonesia
23. SEA Games 2021 -Thailand 1-0 Indonesia

Thailand dapat dikalahkan

Catatan head to head, Thailand memang sangat dominan atas Indonesia. Tetapi, dengan konsistensi dan pendekatan individu pemain ala pedagogi Indra Sjafri, saya yakin, siapa pun pemain yang diturunkan akan menunujukkan kecerdasan TIPS yang sesuai standar kompetensi Timnas Indonesia.

Tidak ada pemain  yang gegabah,  terlampau berani,  mengakibatkan kurang hati-hati dalam bersikap, dalam bertindak, dan dalam berbuat, sehingga nampak rendah intelegensi dan personality.

Dampaknya, mudah terprovokasi, mudah dipancing emosi, mudah diajak bermain kasar, mudah berseteru. Bermain individualis, egois. Dan, mudah melakukan kesalahan elementer (passing-control).

Semoga, emas SEA Games yang pernah digenggam pada tahun 1987 dan 1991, dapat diraih kembali di 2023 ini, di SEA Games Kamboja. Lupakan head to head jangan gegabah. Jangan berharap keberuntungan lagi. Tetapi, tunjukkan kualitas TIPS kalian kali ini, lebih cerdas dari Thailand. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun