[1] Waktu muda sebelum datang waktu tua,
[2] Waktu sehat sebelum datang waktu sakit,
[3] Masa "kaya" sebelum datang masa kefakiran, "miskin".
[4] Masa luang sebelum datang masa sibuk,
[5] Waktu hidup sebelum datang kematian.
Menulis
Berikutnya, tentang MENULIS. Mas Nano juga mengajarkan tentang MENULIS di dunia, dan semangat menulis pun akan di bawa ke duniaNya.
"Kalau aku pulang, kelak, semoga masih diperbolehkan untuk menulis."
Semoga Mas Nano senantiasa berada di sebuah tempat yang luar biasa bagus, nyaman, adem, tentrem, penuh kebahagiaan, sehingga dapat terus menulis di sana. Aamiin.Â
Menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan, mengarang cerita, menggambar, melukis.
Terkait menulis ini, keteladanan Mas Nano dalam menulis, luar biasa jejaknya. Meski sebelum menjadi bagian dalam kehidupan Mas Nano bersama Teater Koma sejak 1993, saya sudah menjadi penulis opini di beberapa media cetak. Sudah menjadi penulis naskah drama untuk kebutuhan pementasan di Kampus dan Teater saya sendiri sejak 1989. Sudah menjadi penulis lagu/puisi, untuk kebutuhan pementasan drama saya, namun menjadi bagian dalam kehidupan Mas Nano, spirit menulis dalam pikiran dan hati saya tambah berkobar.
Bila sebelum bergabung dengan Teater Koma, khususnya dalam menulis opini, Â saya masih terbatas menulis tentang sastra dan pendidikan sesuai jalur pendidikan akademis saya. Lalu, menulis sepak bola nasional sesuai passion saya.
Namun, bergabung di Teater Koma, bersama Mas Nano, saya mendapatkan mata pelajaran/mata kuliah di semua jurusan. Pelajaran/mata kuliah di semua jurusan saya peroleh di setiap proses produksi pertunjukkan Teater Koma yang saya terlibat sebagai pemain.
Pelajaran/mata kuliah semua jurusan itu, saya terima dan saya ikuti secara mengalir dan detail. Mulai dari awal produksi, proses produksi, saat pementasan, hingga pada bagian evaluasi. Dan, yang akan selalu saya ingat adalah saat dalam bagian proses "bedah naskah". Di dalamnya sarat dengan berbagai-bagai yang pada ujungnya mengerucut pada kesiapan aktor yang cerdas memahami naskah dan pemeranan.
Semua tidak ada bagian yang terpisahkan. Semua adalah pelajaran kehidupan di seluruh bidang. Peta kecilnya tersaji di atas panggung pertunjukkan saat saya menjadi aktor sesuai peran yang ditugaskan. Tetapi, dasar memerankannya butuh pondasi layaknya balok es yang mengapung di air.