Tidak berhenti di situ, untuk mengakomodir siswa SSB Sukmajaya yang lulus, saya dirikan Sukmajaya FC pada 2004.Juga untuk masyarakat dan Indonesia. Hingga kini, SSB Sukmajaya jelang 25 tahun, Sukmajaya FC jelang 19 tahun. Tidak mudah mengelola dan membuatnya tetap hidup. Waktu, tenaga, uang, sudah melimpah di dalamnya, hanya dengan kekuatan dari diri sendiri dan para orangtua siswa yang peduli. Tidak ada bantuan dari stakeholder terkait.
Namun, karena sejak awal saya ikhlas menggeluti sepak bola, maka semua tetap dapat berjalan mengalir dengan benteng kompetensi, intelegensi, dan personality, yang terus saya pelajari dan kembangkan. Karena hakikat hidup sebagai makhluk individu, beragama, berbudaya, dan makhluk sosial.
Awalnya, saya malas menulis hal sepak bola nasional
Pak Erick, catatan saya mengenai sepak bola akar rumput, sejarahnya, permasalahannya, alternatif solusinya, sudah saya tulis dalam ratusan bahkan sampai ribuan artikel yang tersebar di berbagai media cetak dan online.
Saat itu, sebagai kolumnis pendidikan nasional di beberapa media cetak, sebelum terjun sebagai kolumnis sepak bola nasional, sejatinya saya, maaf, malas menulis dan mengulik tentang sepak bola nasional. Pasalnya, sejak PSSI didirikan hingga tahun 1998, sepak bola akar rumput, tidak pernah menjadi prioritas PSSI. Padahal dia adalah PONDASI TIM NASIONAL SEPAK BOLA INDONESIA.
Pada akhirnya, saya didorong oleh Almarhum Ronny Pattinasarany dan salah satu wartawan Tabloid GO, saat tahun 1999, PSSI di bawah kepemimpinan Agum Gumelar, dengan Direktur Pembina Usia Mudanya, Ronny Pattinasarany, menggelar event Sekolah Sepak Bola (SSB) resmi pertama di Indonesia, untuk aktif sebagai kolumnis sepak bola.
Peristiwanya adalah digelarnya Kid's Soccer Tournament PSSI yang disponsori oleh Matahari Dept. Strore dan Tabloid GO. Event resmi PSSI pertama sekaligus terakhir, yang dihelat PSSI, untuk menggaungkan dan meresmikan nama SSB baku, di Indonesia. Peserta percontohannya hanya 16 SSB yang dipilih dan dipilih oleh Ronny.
Berikut adalah SSB yang terpilih dan dipilih dalam turnamen perdana yang berlangsung di Stadion GMSB Kuningan, Jakarta, 3-11 Juli 1999 dan mencatatkan sejarah sebagai SSB yang mengikuti turnamen SSB perdana secara resmi yang digelar oleh PSSI, yaitu: AS IOP, Bina Taruna, Mutiara Cempaka, Sukmajaya, Gala Puri, Bekasi Putra, Pelita Jaya, Jayakarta, BIFA, Pamulang, Harapan Utama, Bintaro Jaya, Bareti, Camp 82, Depok Jaya dan Kemang Pratama. Dari 16 SSB peserta turnamen SSB resmi tersebut, dapat dilihat, hingga kini mana SSB yang bertahan.
Di dalam event tersebut juga digelar beberapa kali diskusi pembina dan pelatih untuk 16 SSB peserta. Diskusi selalu dipimpin langsung oleh Ronny Pattinasarany.
Saat diskusi itulah, saya selalu aktif memberikan masukan dan saran untuk sepak bola akar rumput dan bagaimana membuat SSB ada kepastian dan diurus dengan benar oleh PSSI karena sebagai pondasi sepak bola nasional.
Ternyata, aktifnya saya dalam diskusi, menjadi perhatian khusus bagi Tabloid GO. Sehingga, salah saya wartawannya, meminta saya menuliskan apa yang saya sampaikan dalam diskusi, untuk ditayangkan dalam kolom opini sepak bola di Tabloid GO.Â