Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

(20) Daya Beli Masyarakat Kontraksi, Sebab Tahu Diri, Menahan Diri?

11 April 2023   11:22 Diperbarui: 11 April 2023   11:31 1454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Tetapi, ada satu yang membedakan pada periode Ramadan tahun ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yaitu adamya inflasi. Ketika menjelang Ramadan (22 Maret), inflasi Februari tercatat 5,47% (year on year/yoy). Inflasi masih tinggi karena dampak kenaikan harga BBM belum hilang sepenuhnya.

Menengok Ramadan 2022 (2 April-1 Mei 2022), nilai belanja tercatat 159,9 sementara frekuensi belanja tercatat 179,4. Tahun ini, nilai belanja per transaksi yang lebih rendah karena semakin mobile nya masyarakat, lebih beragamnya belanja dan metode pembayaran, serta lebih hati-hatinya konsumen.

Hati-hatinya masyarakat dapat diartikan karena memang tidak ada uang. Atau ada uang, tetapi masyarakat sudah tahu diri dan mengukur diri. Ada kecerdasan emosi.

Selanjutnya, terkait inflasi, yang membuat masyarakat masih menahan belanja,
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi pada Maret 2023 tercatat 0,18% (month to month/mtm). Inflasi memang menanjak dibandingkan pada Februari 2023 yang menyentuh 0,16% (mtm).

Menahan diri, menang

Atas kondisi ini, saya menyebut bahwa sebagian masyarakat Indonesia yang kaya harta (uang), sebelumnya emosional setiap Ramadan dan jelang Idul Fitri dengan tidak dapat menahan membelanjakan uangnya untuk kebutuhan sandang (fashion), baju baru dan perhiasan, kini mulai bijak dan mampu menahan diri.

Memahami arti Kemenangan yang benar dan baik. Karena kembali ke fitrah, bukan persoalan baju baru dan perhiasan untuk bergaya hedon.

Sekaligus juga menjadi pengingatan bagi orang-orang yang hidupnya "merampok" harta dan uang rakyat untuk kepentingan pribadi, keluarga, kelompok, dinasti, partai, dan oligarkinya. Bahwa, sebenarnya, pada saatnya, mereka akan seperti orangtua Mario Dandy dll.

Seandainya, transaksi mencurigakan, pencucian uang ratusan triliun yang baru terendus gara-gara kasus Mario, dapat dibongkar, dan uangnya disubsidi untuk kehidupan rakyat Indonesia yang miskin. Tentu bicara keadilan dan kesejahteraan, akan mendekati amanah Pembukaan UUD 1945 dan sesuai sila-sila dalam Pancasila. Aamin.

Semoga, di hari terakhir fase pengampunan, saya, dan kita semua, termasuk orang-orang yang selalu dapat menahan diri. Menjalankan perintahNya
Menjauhi laranganNya. Termasuk orang-orang yang mendapat maghfirah/magfirah di Ramadhan/Ramadan dari Allah. Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun