Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

(16) Usaha, Ikhtiar: Pengobatan Alternatif Ida Dayak dan Hukuman Ringan FIFA

7 April 2023   10:09 Diperbarui: 7 April 2023   10:14 1146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

"Ibu mengharap jangan dulu mencari dan mendatangi ibu sekira jaraknya jauh, takutnya tidak bertemu sama ibu dan apa yang diharapkan tidak terwujud, dan akhirnya kecewa.

Ida Dayak  meminta masyarakat menunggu saja, semoga nanti  dipertemukan sama Tuhan, karena ibu obatnya juga  terbatas. Ida juga mengaku dirinya meneruskan pengobatan tersebut karena amanah dari leluhur. Jadi, jangan berharap kesembuhannya sama ibu, bisa juga kesembuhan itu berusaha, bisa juga disembuhkan orang lain. Ibu hanya manusia biasa, jangan terlalu berharap sama ibu.

B. FIFA hanya berikan kartu kuning

Terkait sepak bola, imbas dari dihapusnya nama Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, lalu kekhawatiran mendapat hukuman berat dari FIFA. Berkat doa dan usaha pemerintah dan PSSI, akhirnya diwakili oleh Ketua Umum PSSI yang melakukan komunikasi dengan FIFA pada Kamis (6/4/2023) di Paris, Prancis,  Erick pun mengucap syukur, dan dirilis oleh berbagai media massa nasional.

Erick mengucapkan Alhamdulillah, atas rahmat Allah SWT dan doa dari seluruh rakyat Indonesia khususnya para pecinta sepakbola, Indonesia bisa terhindar dari sanksi berat pengucilan dari sepakbola dunia. Istilahnya, Indonesia hanya mendapat kartu kuning, tidak kartu merah.

Erick Thohir pun mengatakan bahwa dirinya mendatangi FIFA sesuai dengan arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia melakukan negosiasi sekaligus mempersembahkan cetak biru transformasi sepakbola Indonesia di hadapan FIFA.

Pada akhirnya, FIFA memberikan sanksi administrasi berupa pembekuan dana FIFA Forward untuk keperluan operasional PSSI. Hal itu akan direview kembali setelah FIFA mempelajari strategi besar pengembangan sepak bola Indonesia.

Sanksi administrasi dari FIFA pun wajib dijadikan pembelajaran dan berkah bagi sepakbola Indonesia dalam melangkah berbenah menuju perbaikan di semua sektor.

Dari hukuman yang dianggap ringan oleh FIFA untuk sepak bola Indonesia, dan merupakan hasil dari usaha, ikhtiar, dan perjuangan yang tidak semudah membalik telapak tangan yang dilakukan pemerintah (Presiden Jokowi) dan PSSI (Erick Thohir) untuk sepak bola Indonesia, wajib menjadikan refleksi dan instrospeksi diri, bagi pihak-pihak yang sebelummya membuat kegaduhan.

Di bulan yang penuh berkah dan ampunan,  setop drama-drama yang nantinya kembali merugikan Indonesia. Jangan sampai Indonesia hanya dipandang pandai bermain drama, membuat masalah, bukan prestasi baik di bidang olah raga dan lainnya.

Hanya memahami makna politik sepotong-sepotong. Ingat, hukuman ringan dari FIFA adalah hasil dari skenario "Politik=cara/strategi/taktik" Presiden Jokowi yang adegannya diperankan oleh Erick Thohir, berhasil meluluhkan, menyentuh hati FIFA.

Terima kasih Pak Presiden, Mas Erick, telah memperjuangkan sepak bola Indonesia dari hukuman berat FIFA. Semoga senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan, serta keselamatan dunia dan akhirat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun