Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional, sosial, dan pengamat sepak bola nasional. Ini Akun ke-4. Akun ke-1 sudah Penjelajah. Tahun 2019 mendapat 3 Kategori: KOMPASIANER TERPOPULER 2019, ARTIKEL HEADLINE TERPOPULER 2019, dan ARTIKEL TERPOPULER RUBRIK TEKNOLOGI 2019

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

(12) Bila Komitmen, Merespons dan Tidak Apatis

3 April 2023   21:43 Diperbarui: 3 April 2023   22:12 2342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang terjadi? Banyak anggota grup tetap tidak merespon, meski sudah membaca informasi, HPnya juga dipegang dan tidak jauh dari dirinya.

Kejadian ini, banyak dialami oleh kelompok kegiatan formal dan nonformal, tetapi saat membagikan informasi di dalam grup wa, para anggotanya, berbuat seenak perut sendiri. Seolah menjadi orang yang tidak punya otak dan tidak punya kepribadian.

Diharapkan hanya merespon bisa hadir atau tidak, misalnya, dalam acara/kegiatan yang sudah disepakati, sampai acara/kegiatan dijalankan, orang-orang yang tidak komitmen, tetap menunjukkan KEPONGAHAN sikap APATIS, dengan tidak merespon/tidak menjawab.

Kasus ini, setali tiga uang dengan FIFA. Meski sejak awal sudah berkomitmen dengan Indonesia, lalu pihak Indonesia ada yang mengingkari komitmen, FIFA pun menarik diri, tetapi sampai detik ini, tetap belum merespon pertanyaan publik sepak bola dunia, tentang apa alasan pastinya, mencoret Indonesia. 

Bahkan FIFA juga tetap apatis (acuh tak acuh, tidak peduli, masa bodoh) meski berbagai pihak menghendaki jawaban pasti, alasan mengapa menghapus nama Indonesia.

Di sisi lain, atas kasus ini, FIFA pun dituduh tidak berkomitmen, karena menggunakan Standar Ganda, karena berbeda dalam menyikapi Rusia dan Israel dalam Piala Dunia, meski keduanya sama-sama melakukan pelanggaran yang dinilai sama.

Agar mendapat ampunan

Dari contoh kasus dua drama tersebut, agar ibadah saya, kita, khusyuk, marilah diri saya, kita, terus bercermin, merefleksi diri, instronspeksi diri, untuk menjadi orang yang selalu komitmen terhadap langkah dan perbuatan apa pun yang telah saya, kita sepakati bersama keluarga, saudara, sahabat, teman, di tempat pekerjaan/kegiatan formal-nonformal, kegiatan olahraga, kegiatan masyarakat, hingga sampai hal yang terkait dengan bangsa dan negara.

Ingat, bila saya, kita, mengingkari komitmen, ditambah tidak merespon alias menjadi pribadi yang apatis di ranah apa pun, maka saya, kita ini bukan makhluk sosial dan bukan pula makhluk beragama. Mungkin, bisa disebut BUKAN MANUSIA. (Setan atau lainnya).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun