Bila Indonesia menolak kehadiran Timnas Israel U-20, apalagi karena alasan politik, maka FIFA pun akan dengan mudah memberikan sanksi kepada Indonesia, seperti membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 yang tinggal hitungan hari. Pun bisa berlanjut PSSI dibekukan oleh FIFA.
Sepak bola dan fair play
Lebih tajam, saya tanya, salahnya FIFA apa? Salahnya Timnas Israel U-20 juga apa? FIFA menaungi olah raga sepak bola. Israel anggota FIFA. Jadi, FIFA pun memperlakukan Israel seperti anggota lainnya, ikut babak kualifikasi Piala Dunia U-20.
Sebagai anggota FIFA, Israel memenuhi kewajibannya, ikut babak kualifikasi Piala Dunia U-20 dan lolos menjadi satu di antara lima negara Eropa yang berangkat ke Piala Dunia U-20, yang tuan rumahnya Indonesia.
Jadi, salah kaprah bila Indonesia menolak kehadiran Timnas Sepak bola Israel U-20 yang tiketnya pun diraih sesuai peraturan FIFA.
Sampai di sini, apakah masyarakat dan pihak-pihak di Indonesia yang masih berkeras menolak Timnas Israel U-20 paham tentang wewenang FIFA terhadapa sepak bola dan Indonesia yang tidak punya wewenang atas sepak bola?
Sebagai rakyat Indonesia, saya sangat memahami atas penolakan berbagai pihak dengan alasan-alasannya. Namun, melalui artikel ini, saya juga menegaskan bahwa olah raga itu fair play, termasuk sepak bola.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sportif adalah bersifat kesatria, jujur. Sementara, arti fair play dalam Kamus Bahasa Indonesia-Inggris, artinya
perlakuan wajar, permainan yang adil.
Dari berbagai literasi juga dijelaskan, fair play adalah kesadaran yang selalu melekat, bahwa lawan bertanding adalah kawan bertanding yang diikat oleh pesaudaraan olahraga. Jadi, fair play merupakan sikap mental yang menunjukkan martabat ksatria pada olahraga. Nilai fair play melandasi pembentukan sikap, dan selanjutnya sikap menjadi landasan perilaku.
Fair Play, sudah dipopulerkan oleh federasi olahraga dunia di cabang olah raga (cabor) apapun. Beberapa ahli menyebutkan, Fair Play sebagai "Very Essence of Sport" atau memiliki arti lain jiwa dan olahraga. Sehingga Fair Play tidak hanya diterapkan di dunia olahraga, namun di kehidupan keseharian juga.
Siapa pun dapat dikatakan menjadi ter fair play, yaitu ketika melakukan tindakan terpuji seperti menghormati lawan, menghormati wasit dan perangkat pertandingan, serta menerima hasil pertandingan tanpa melakukan protes.