Bintang, intan, dan berlian sejati, tidak pernah bersikap, merasa ekslusif dan meninggikan diri sendiri, serta mengagungkan privasi. Harga diri mereka tinggi karena ada yang memberi harga, yaitu manusia. Jadi, manusia yang tahu diri, tinggi atau rendahnya harga diri, ditentukan oleh sikap perbuatan dan perilakuknya sendiri.
(Supartono JW.Ramadhan1.1444H.23032023)
Hari ini, seluruh umat muslim di dunia, tidak terkecuali di Indonesia sudah menjalankan ibadah Ramadhan 1444 Hijriah (H). Khusus di Indonesia, beberapa saat lagi, bahkan sudah menjelang waktu berbuka puasa di hari pertama.
Apakah kita akan menjalankan ibadah bulan Ramadhan tahun ini, sama dengan tahun-tahun sebelumnya? Atau akan ada perubahan dan menjadikan diri kita menjadi manusia yang tahu diri? Dengan tahu diri, tentu ibadah Ramadhan akan dijalani dengan lebih baik, berisi, bukan sekadar numpang lewat atau bahkan sekadar akting agar dilihat lebih alim di Ramadhan di banding bulan-bulan sebelumnya.
Namun, bila pada dasarnya, kita sudah menjadi manusia yang berada dalam fase tahu diri, maka segala laku langkah kita akan realistis. Tidak ada yang penuh sandiwara. Akting di hadapan sesama manusia. Tetapi tidak di hadapan Tuhan.
Sebab, tahu diri adalah kesadaran diri pribadi terhadap hakikat hidup, tujuan hidup, akhir hidup, serta berbagai hak dan kewajiban yang harus di penuhinya. Sifat tahu diri harus kita amalkan atau kita jalankan, baik sebagai bagian masyarakat maupun sebagai hamba Allah.
Semoga, sejak hari pertama ibadah Ramadhan 1444 H, sepanjang tiga fase yang akan kita lalui, yaitu Fase Rahmat (kasih sayang) di 10 hari pertama, Fase Maghfirah (ampunan) di 10 hari kedua, dan Fase Pembebasan dari Api Neraka di 10 hari terakhir, diri kita akan terus terjaga menjadi manusia yang tahu diri.
Sebagai pengingat, agar kita selalu menjadi manusia yang tahu diri, semisal Anda sudah merasa menjadi bintang, intan, berlian, tetapi tetap berada di antara bebatuan, maka sejatinya Anda adalah tetap bebatuan yang cuma merasa menjadi bintang, intan, dan berlian.
Sebab, Bintang, intan, dan berlian sejati, tidak pernah bersikap, merasa ekslusif dan meninggikan diri sendiri, serta mengagungkan privasi. Harga diri mereka tinggi karena ada yang memberi harga, yaitu manusia. Jadi, manusia yang tahu diri, tinggi atau rendahnya harga diri, ditentukan oleh sikap perbuatan dan perilakuknya sendiri.
Semoga saya, kita senantiasa menjadi golongan manusia yang tahu diri, sehingga dapat menjalankan ibadah Ramadhan dalam 3 fase dengan ikhlas dan penuh berkah, serta senantiasa mendapat pahala dan ampunan dosa sesuai ridho/restuNya. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H