Jangan terulang model Marselino
Maaf, sejujurnya, dalam Piala Asia U-20 ini ada yang sangat saya sesalkan, yaitu kasus Marselino Ferdinan. Maaf, saya menyebut Marselino atau siapa pun  yang ada di belakangnya, adalah pihak yang tidak berpikir cerdas dan logis.
Sudah tahu Timnas Indonesia akan terjun di Piala Asia sebelum Piala Dunia U-20, tapi Marselino dan pihaknya berbuat seenak perutnya sendiri. Sangat egois dan individualis, memutuskan bergabung dengan Klub Belgia tanpa meminta nasihat dari PSSI dan STy. Mentang-mentang PSSI dan STy tidak punya hak atas Marselino.
Maaf, siapa pun yang ada di belakang Marselino! Coba berpikir! Apakah ada klub luar negeri yang mau meminang Marselino, tanpa Marselino bermain di Timnas bersama pasukan yang dipimpin STy? Siapa yang melambungkan namanya  di kancah sepak bola dunia? Siapa? Apa Klub pemilik Marselino di Indonesia?
Maaf, itu sedikit kekecewaan saya atas ulah Marselino dan yang ada di belakangnya, yang egois. Lupa siapa yang membuat dirinya dilirik klub manca negara. Lupa Timnas Indonesia harus tampil di Piala Asia yang sudah diketahui Klub Eropa akan sulit memberi izin pemainnya bergabung dengan negaranya di Piala Asia.
Mengapa tidak ada kecerdasan dan cara berpikir logis atas situasi dan kondisi yang sudah pasti terjadi. Apa salahnya menunda jalinan kontrak dengan Klub Belgia? Lihat pengalaman Witan, Egy, dan lainnya!
Tapi sudahlah, nasi sudah menjadi bubur. Saya hanya berpesan, jangan terulang model Marselino-Marselino berikutnya dalam sepak bola Indonesia.Â
Biasakan dengan kekuatan yang ada
Selanjutnya, saya hanya berharap, mulai laga versus Suriah, STy harus terbiasa dengan kekuatan pasukan yang ada. Tidak perlu berharap kepada yang tidak tahu diri.
Pintu lolos dari fase Grup Piala Asia masih terbuka. Asalkan masalah klasik bisa dihilangkan, para pemain berkembang kecerdasan otak dan kepribadiannya, hingga bermain penuh konsentrasi, berani, percaya diri, tidak mengulang budaya berbuat kesalahan sendiri.Â
Aehingga lini pertahanan kuat, penyelesaian akhir jitu. Dan ingat, penyelesaian akhir itu bukan hanya tugas penyerang. Seluruh pemain di semua sektor, wajib pula punya tanggung jawab, mumpuni mencetak gol.