Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tampilkan Komposisi Terbaik, Jangan Buang-buang Peluang

21 Februari 2023   11:19 Diperbarui: 21 Februari 2023   12:23 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Timnas  Indonesia U-20,  akan memainkan laga terakhir dalam International Friendly Match (IFM) U-20 yang digelar oleh PSSI, versus Guatemala di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Selasa (21/2/2023).

Bukan turnamen, tidak ada juara

Sebelum saya mengulas prediksi Timnas Garuda vs Guatemala, serta kemenangan atas Fiji dan kekalahan atas Selandia Baru, publik sepak bola nasional perlu "ngeh" bahwa yang sedang dilakoni oleh empat tim peserta Piala Dunia U-20 di SUGBK tersebut, bukan turnamen, melainkan International Friendly Match. Jadi, tidak ada penentuan juaranya.

Meski sejak awal, PSSI tidak menyebut turnamen, tetapi IFM U-20 atau laga uji coba tanpa mencari tim juara. Namun, media massa justru memberitakan dengan tajuk turnamen. Bahkan sampai ada yang membuat klasemen hingga membuat prediksi bila Garuda U-20 mau juara, maka ada hitung-hitungan matematis saat bentrok dengan Guatemala. He he.

Hal ini pun ditegaskan ulang oleh
Media Officer, Bandung Saputra kepada kepada awak media, Senin 20 Februari 2023.

Sebab, banyak yang mengira PSSI mencari tim juara dalam turnamen ini. Terlebih, jadwal pertandingan menggunakan format setengah kompetisi, keempat tim saling bertemu.

IFM U-20, digelar sejak Jumat 17 Februari 2023, diikuti  empat tim: Timnas Indonesia U-20, Timnas Guatemala U-20, Timnas Selandia Baru U-20 dan Timnas Fiji U-20.

Selain sebagai tolok ukur untuk kesiapan Timnas Indonesia U-20 ke Piala Dunia, ajang ini justru sebagai persiapan Garuda U-20 untuk Piala Asia U-20 2023 di Uzbekistan, 1-18 Maret 2023. Selandia Baru, Guatemala dan Fiji dipilih, selain karena kualitasnya,  mereka sudah lolos menjadi kontestan Piala Dunia U-20 2023 yang dilangsungkan di Indonesia pada 20 Mei hingga 11 Juni 2023.

Kendala, menang dan kalah

Sejatinya, sebelum IFM digelar, pasukan Garuda U-20 mengalami polemik dalam persiapannya. Hingga Shn Tae-yong (STy) pun sampai harus menghadapi kendala tidak lengkapnya pemain yang dipilih hadir dalam TC.

Kendalanya, ada beberapa pelatih Klub Liga 1 yang tidak NASIONALIS. Hanya mementingkan diri dan Klubnya. Tidak mau melepas pemain untuk Timnas. Sementara PSSI yang saat itu di masa transisi kepengurusan, pun malah membiarkan ada Klub yang seenak jidatnya sendiri menahan pemain. Hingga, ada yang ujungnya menerima karma. Klub yang diasuhnya pun kalah di Liga 1.

Meskipun ada kendala, STy tetap berjalan dengan pemain yang ada. STy membuktikan bahwa dengan pemain yang ada, ternyata mampu membuktikan pasukan Garuda Muda dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia. Bahkan menggebuk Timnas U-20 Fiji dengan 4 gol tanpa balas. 

Sebelum laga berlangsung, publik sepak bola nasional ketar-ketir, kira-kira bagaimana Garuda U-20 tampil dengan pemain yang belum lengkap. Sementara Fiji adalah kontestan resmi yang sudah mendapat tiket ke Piala Dunia U-20, 2023.

Ketar-ketir publik terjawab. Dengan pemain yang ada. Fiji malah ditekuk 4-0 dan dibuat kocar-kacir sepanjang laga, hingga dihujani kartu merah oleh wasit, karena demi meladeni anak-anak Garuda, mereka terpaksa harus mengelurkan jurus karate/kungfu/silat/semacamnya. Lupa, bahwa mereka kontestan Piala Dunia untuk olah raga sepak bola.

Saat laga kedua versus Selandia Baru, sebab Selandia Baru juga digebuk 1-3 oleh Guatemala, maka saya melihat baik STy, anak Garuda, media massa, hingga publik sepak bola nasional larut dalam euforia. Seolah Selandia Baru menjadi mangsa berikutnya untuk digebuk.

Sayang, euforia yang berlebihan. Termasuk kepercayaan diri yang berlebih, menjadi bumerang bagi STy dan pasukannya. Pemain Garuda kembali ke tabiatnya. Miskin intelegensi dan personality, BUANG-BUANG PELUANG menjadi tradisi.

Sehingga, laga yang seharusnya dapat dimenangkan lagi. Justru berbalik, Selandia Baru yang banyak ditekan, malah menang1-2. 

Melawan Selandia Baru, saya melihat, STy juga nampak tetap menguji para pemain. Tetapi meski menurut saya, ada yang salah dalam waktu menurunkan pemain sesuai situasi dan kondisi. IFM ini sangat signifkan bagi STy dan pasukannya dalam persiapan menuju Piala Asia dan Piala Dunia. 

Dengan situasi pemain yang tidak lengkap dan tidak ideal, yang juga dapat terjadi di laga Piala Asia dan Dunia, Garuda U-20 akan terbiasa dengan kondisi dan situasi nantinya.

Maksimal versus Guatemala

Dari dua laga yang telah dilalui, plus kondisi pemain yang belum lengkap, karena ada ego non nasionalis, saya yakin, meladeni Guatemala, para pemain yang dipercaya merumput, yakin akan bermain cerdas intelegensi dan personality. Tidak ada egois dan individualistis.

Terlebih, dari dua laga yang dilakoni, Guatemala bisa disebut sebagai lawan terbaik dan terkuat untuk menguji Garuda U-20 sebelum berlaga di Piala Asia 2023. Guatemaal telah melibas Fiji dan Selandia Baru dengan skor kembar 3-1. Artinya, Guatemala tim kuat.

Versus Guatemala, akan menjadi tolok ukur, apakah pasukan STy ini siap berbicara dan berprestasi di Piala Asia, yang juga akan meloloskan tim Asia U-20 ke Piala Dunia. Di Piala Asia, publik sepak bola Asia dan Dunia, tentu akan terfokus kepada Garuda yang sudah menjadi kontestan Piala Dunia, sekaligus tuan rumah.

Bila melihat penampilan anak-anak Garuda, Guatemala juga bukan tim yang tidak bisa dikalahkan. Asal anak-anak tampil disiplin dan cerdas TIPS, maka pasukan Shin Tae-yong dapat membuat kejutan dengan menekuk mereka. Menang permainan, bermain cepat, dan menang gol. Atau minimal dapat bermain sengit dan hasil imbang.

Ujungnya, laga IFM ketiga versus Guatemala akan menjadi laga terbaik plus ditemukan pula komposisi terbaik sebelum Garuda U-20 bertolak ke Piala Asia 2023.

Ayo tampilkan komposisi terbaik pasukan Garuda yang ada, STy. Bagi pemain yang dipercaya tampil. Tunjukkan kalian cerdas  intelegensi dan personality. Tidak zaman  pula bila masih ada yang egois dan individualistis. Bravo Timnas Garuda U-20

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun