Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mas Erick, Semoga Meraih Kemenangan Sesungguhnya untuk Sepak Bola Indonesia

17 Februari 2023   00:17 Diperbarui: 17 Februari 2023   00:22 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Seperti yang sudah saya tulis. Ending sandiwara KLB mudah ditebak. Terbukti.

Sandiwara Kongres Luar Biasa (KLB) telah usai. Kini, federasi sepak bola Indonesia bernama PSSI, telah memiliki Ketua Umum baru ke-20, Erick Thohir untuk periode 2023-2027.

Sejak PSSI didirikan 19 April 1930, inilah satu-satunya Ketua Umum yang diidolakan sebelum terpilih dalam sandiwara KLB. Pasalnya, sejak lama, Erick diinginkan oleh publik pecinta sepak bola nasional untuk menjadi orang di nomor 1 PSSI.

Mengapa KLB saya sebut sebagai sebuah sandiwara, drama? Sekarang tidak penting lagi saya ulas di sini. Yang pasti, demi Erick terpilih menjadi Ketua Umum. Ada juga Wakil Ketua Umum terpilih di peringkat dua, tapi malah mengundurkan diri. Sehingga, peraih suara terbanyak ketiga pun, naik ke posisi dua. Alias berhak atas kedudukan Wakil Ketua Umum dua.

Mustahil tidak ada udang di balik batu

Ada apa coba, Yunus Nusi mengundurkan diri? Bila melihat sepak terjangnya jauh sebelum KLB. Secara nalar, kurang masuk akal, bila Yunus mendadak mundur. Apa karena Ratu Tisya? Atau karena ada Zainudin Amali?

Ringkas kisahnya, saya sebut ibarat "tidak ada makan siang yang gratis." Paham, ya?

Namun, publik dan yang paham PSSI tentu dapat menganalisis mundurnya Yunus Nusi. Ternyata ada adegan sandiwara yang mudah dibaca. 

Perhatikan! Dalam pemilihan Wakil Ketua PSSI. Awalnya, Amali dan Yunus Nusi yang terpilih. Namun, Komite Pemilihan (KP) melakukan pemilihan ulang akibat dugaan manipulasi suara Ratu Tisha.

Hasil pemilihan ulang, ternyata Ratu Tisha malah meraih suara terbanyak disusul Yunus Nusi. Atas hasil itu, ternyata Yunus Nusi mengundurkan diri. 

Pertanyaannya, mungkinkah Yunus Nusi mengundurkan diri  bila menjadi Wakil bersama Amali? Sampai di sini, paham, ya? Ingat juga mengapa Ratu Tisha saat itu mundur dari Sekjen PSSI di bawah Iwan Bule? Lalu, penggantinya Yunus Nusi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun